Rupiah Menguat! Dolar Jadi Rp 16.230

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
11 August 2025 09:07
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (11/8/2025).

Melansir dari Refinitiv, mata uang garuda pada perdagangan hari ini, Senin (11/8/2025) dibuka menguat sebesar 0,28% di posisi Rp16.230/US$, sekaligus memperpanjang tren penguatan seletah sepanjang pekan lalu rupiah mengalami apresiasi cukup signifikan yakni sebesar 1,21% ke level Rp16.285/US$. 

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau stagnan di level 98,17. Adapun pada penutupan Jumat (9/8/2025), DXY melemah 0,22% di level 98,18.

Pergerakan rupiah hari ini masih berpotensi dipengaruhi tren pelemahan DXY pekan lalu, yang secara kumulatif turun 0,97% sepekan. Melemahnya indeks dolar biasanya menjadi faktor pendukung penguatan rupiah, mengingat nilai tukar mata uang garuda sangat dipengaruhi pergerakan DXY.

Dari sisi kebijakan moneter, Barclays memperkirakan Bank Indonesia berpotensi kembali memangkas suku bunga pada rapat Agustus mendatang. Pemangkasan diproyeksikan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, dengan kemungkinan tambahan penurunan 25-50 bps pada kuartal III-2025, jika nilai tukar rupiah tetap stabil.

Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dinaikkan menjadi 5,0% dari 4,9% dan inflasi menjadi 1,8% dari 1,5%, Barclays menilai lemahnya ekspansi kredit serta terbatasnya belanja pemerintah masih memerlukan dukungan moneter.

Inflasi yang jauh di bawah target memberi ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan. Namun, pelemahan rupiah yang terlalu tajam dapat menunda atau menghentikan rencana pemangkasan lebih lanjut.

Di regional Asia, mata uang Asia cenderung mengonsolidasikan pergerakan terhadap dolar AS pada sesi awal menjelang rilis data inflasi konsumen (CPI) AS periode Juli yang akan diumumkan Selasa (12/8/2025).

Menurut riset CBA's Global Economic & Markets Research, penerimaan tarif AS terus meningkat setiap bulan dan berpotensi menggerus margin keuntungan jika pelaku usaha tidak menaikkan harga jual. Apabila rilis core CPI Juli AS nanti lebih tinggi dari perkiraan ekonom, dolar AS berisiko memulihkan sebagian pelemahan yang terjadi belakangan ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Kebijakan Trump, Segini Harga Dolar AS Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular