5 Pengelola Reksa Dana Saham & Pendapatan Tetap Terbesar Agustus 2025

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
17 September 2025 13:15
Reksa Dana
Foto: Reksa Dana (CNBC Indonesia/Irvin Avriano Arief)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri reksa dana Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir. Hingga Agustus 2025, lebih dari 85 manajer investasi telah hadir di pasar, menawarkan beragam produk untuk memenuhi kebutuhan investor ritel maupun institusi.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lima manajer investasi (MI) tercatat menjadi referensi utama nasabah reksa dana di Indonesia khususnya di segmen reksa dana saham dan pendapatan tetap.

Di segmen reksa dana saham (termasuk saham offshore), lima besar manajer investasi tercatat mengelola 42% dari total dana kelolaan. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menjadi pemimpin dengan market share di atas 10% atau sekitar Rp8,3 triliun. Disusul oleh BNP Paribas Asset Management (Rp7,8 triliun), Schroders Investment Management Indonesia (Rp6,2 triliun), Batavia Prosperindo Aset Manajemen (Rp6 triliun), dan Ashmore Asset Management Indonesia (Rp5,9 triliun). Porsi ini menunjukkan bahwa investor cenderung mempercayakan dananya kepada pengelola dengan rekam jejak panjang serta strategi yang konsisten.

Pada instrumen reksa dana pendapatan tetap, lima manajer investasi juga memegang peran besar dengan mengelola hampir separuh dari total dana industri (48%). MAMI kembali menduduki posisi teratas dengan AUM Rp22,3 triliun, disusul Sinarmas Asset Management, Trimegah Asset Management, Surya Timur Alam Raya Asset Management, dan Bahana TCW Investment Management. Peran segmen ini kian penting karena dianggap memberikan stabilitas di tengah fluktuasi pasar saham dan dinamika ekonomi global.

Preferensi investor berinvestasi di manajer investasi berskala besar ini menjadi indikator kematangan industri. Dimana investor, terutama ritel, kini lebih selektif dan lebih sadar risiko sehingga cenderung memilih pengelola yang punya rekam jejak panjang dan terpercaya.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat tren konsentrasi ini semakin nyata. Konsistensi kinerja, kemampuan manajemen risiko, serta jaringan distribusi yang luas melalui bank dan platform digital menjadi modal utama.

"Sekarang MI punya tantangan ganda, yaitu kinerja harus kompetitif, tapi juga produk harus mudah dijangkau investor. Distribusi jadi faktor yang sangat menentukan," katanya, Rabu (17/9/2025).

Peluang Tumbuh Tetap Besar

Meski lima besar menjadi barometer industri, peluang untuk tumbuh bagi MI lain masih sangat besar. Pendorongnya adalah jumlah investor reksa dana di Indonesia diprediksi akan terus bertambah. Saat ini saja jumlahnya sudah menembus 16 juta orang. Meskipun rata-rata investasi retail relatif kecil, tetapi akumulasinya sangat signifikan.

"Pertumbuhan dana kelolaan setahun terakhir mencapai Rp50 triliun, dan sebagian besar justru dari retail yang masuk ke fixed income market," jelas Wawan.

Berdasarkan catatan Infovesta, dalam tiga bulan terakhir pembelian produk lewat bank oleh investor retail bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah per bulan. "Kontribusi ini jelas tidak bisa dianggap remeh. Jika tren ini bertahan, akhir tahun AUM industri berpeluang mencapai Rp600 triliun. Bahkan bisa Rp700 triliun di akhir 2026, dan bisa menjadi rekor baru," katanya.

Sebelumnya, rekor tertinggi AUM terjadi pada 2021 yakni sebesar Rp580 triliun. Itu pun terjadi sebelum adanya aturan pelarangan penempatan dana asuransi di produk tertentu. Saat itu, investor institusi (khususnya perusahaan asuransi) menjadi motor utama pertumbuhan. Kini, yang mendorong pertumbuhan justru investor retail.

Dengan besarnya potensi dana yang akan masuk ke dalam produk-produk reksa dana, Wawan yakin bahwa industri MI ini akan terus berkembang. Terlebih dengan meningkatnya literasi keuangan dan penetrasi digital, diversifikasi produk serta inovasi manajer investasi lain juga berpotensi memperkaya ekosistem.

Jika keseimbangan ini terjaga, industri reksa dana dapat tumbuh lebih inklusif sekaligus memperkuat peran pasar modal dalam mendukung perekonomian nasional.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos OJK: Investasi Perusahaan Asuransi RI di Pasar Modal Masih Kecil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular