Rupiah Dibuka Melemah, Nilai Tukar Dolar AS Naik Ke Rp16.385
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka menguat/melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini.
Melansir dari Refinitiv, pada perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025) rupiah dibuka terdepresiasi 0,06% di posisi Rp16.385/US$, setelah pada pekan lalu rupiah berhasil menguat 0,24% dalam sepekan ke level Rp16.375/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB terpantau menguat 0,09% di level 97,64, setelah pada penutupan perdagangan Jumat (12/9/2025) DXY tertekan 0,22% di posisi 97,55.
Pergerakan mata uang garuda hari ini diperkirakan masih akan volatile, seiring dengan wait and see pelaku pasar menjelang dua pengumuman penting pekan ini.
Dari dalam negeri, pasar akan menati hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Rabu (17/9/2025) mendatang. BI diperkirakan masih akan menjaga ruang pelonggaran kebijakan suku bunga untuk mendukung momentum pemulihan ekonomi, sambil tetap memastikan inflasi berada dalam sasaran dan menjaga stabilitas kurs sesuai fundamentalnya.
Sepanjang tahun ini, BI telah memangkas suku bunga hingga 100 bps dan saat ini berada di level 5,00%.
Tak kalah penting, bank sentral AS (The Federal Reserve) juga akan melakukan mengumumkan hasil rapat Federal Open Market Committee(FOMC) pada Selasa dan Rabu waktu AS atau Rabu dan Kamis dini hari waktu Indonesia.
Investor memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Desember 2024.
Berdasarkan alat pantau CME Group FedWatch, para pelaku pasar menilai terdapat peluang sebesar 93% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga federal funds rate sebesar 25 basis poin, sehingga turun ke kisaran 4,00% hingga 4,25%. Meski demikian, sebagian kecil pelaku pasar masih memperkirakan adanya kemungkinan pemangkasan lebih agresif hingga 50 basis poin.
Sentimen pemangkasn suku bunga The Fed ini berpotensi menjadi katalis positif bagi rupiah untuk bergerak ke arah penguatan.
(evw/evw)