Unit Syariah Multifinance Wajib Spin Off, Ini Alasan OJK

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Kamis, 11/09/2025 08:55 WIB
Foto: Kepala Ekesekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa keuangan, Agusman saat menyampaikan Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Agustus 2025. (Tangkapan Layar Youtube/Otoritas Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan perusahaan pembiayaan untuk melakukan pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS). Hal itu mengacu pada Peraturan OJK Nomor 46 tahun 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (KE PVML) OJK Agusman mengatakan, hal tersebut untuk memperkuat kelembagaan, meningkatkan fokus pada pembiayaan berbasis syariah, serta mendorong daya saing.

"Spin off UUS perusahaan pembiayaan bertujuan memperkuat kelembagaan, meningkatkan fokus pada pembiayaan berbasis syariah, serta mendorong daya saing dan pertumbuhan berkelanjutan industri pembiayaan syariah," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (11/9).


Menurutnya, langkah ini juga diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan memperkuat peran pembiayaan syariah dalam mendukung perekonomian nasional.

Sementara itu, OJK juga mewajibkan perusahaan asuransi atau reasuransi yang memiliki UUS untuk melakukan spin-off paling lambat 31 Desember 2026 sesuai Peraturan OJK Nomor 11 Tahun 2023 (POJK 11/2023).

OJK mencatat sebanyak 18 Unit Usaha Syariah (UUS) perusahaan asuransi dan reasuransi direncanakan akan melakukan pemisahan atau spin off pada 2025. Selain itu, terdapat delapan UUS yang memilih untuk mengalihkan portofolio bisnisnya ke entitas lain.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan penguatan sektor asuransi dan reasuransi syariah dilakukan melalui pemantauan implementasi POJK Nomor 11 Tahun 2023. Aturan tersebut mewajibkan UUS perusahaan asuransi dan reasuransi untuk melakukan pemisahan usaha sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

Hingga Desember 2023, sebanyak 41 perusahaan telah menyampaikan rencana kerja pemisahan unit usaha syariah mereka kepada OJK. Dari jumlah tersebut, sembilan UUS telah menyatakan akan melaksanakan spin off.

"Sementara pada 2025, direncanakan ada 18 UUS yang spin off dan 8 UUS yang mengalihkan portofolio," kata Mirza dalam Konferensi Pers RDK OJK, Jumat, (9/5/2025).

OJK juga meminta unit usaha syariah bank yang telah memiliki aset Rp 50 triliun untuk memisahkan diri dari induk. Saat ini BTN Syariah dan CIMB Niaga Syariah tengah dalamproses spin off . 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan pihaknya telah menerima permohonan dari satu bank lain untuk melakukan pemisahan UUS.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Demo, OJK Yakin Pasar Modal RI Masih Bakal Lanjut Melaju