Dana Asing di Saham RI Kabur Rp 50,95 Triliun Sepanjang 2025

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Kamis, 04/09/2025 09:06 WIB
Foto: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Krabon Otoritas Jasa Keuanga, Inarno Djajadi.saat konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK hasil RDKB April 2025. (YouTube/Otoritas Jasa Keuangan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Animo Investor Asing pada pasar saham menunjukkan perbaikan di bulan Agustus 2025 setelah 2 bulan sebelumnya mencatatkan nett sales. tercatat inflow di bulan Agustus ini sebesar Rp 10,96 triliun meskipun secara year-to-date tercatat nett sales sebesar Rp 50,95 triliun rupiah.

"Hal ini menunjukkan kepercayaan global pada prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik. Di pasar obligasi juga menunjukkan penguatan indeks pasar obligasi ICBI yang menguat 1,62% month-to-date atau year-to-date itu naik sebesar 8,40% ke level 425,63," ujar Inarno Djajadi, Anggota Dewan Komisioner OJK, Kamis (4/9/2025).

Ada pun industri pengelolaan investasi pada Agustus 2025 mencatatkan aset under management atau AUM sebesar Rp 885,95 triliun rupiah atau naik 3,42% month-to-date atau naik 5,80% year-to-date.


Penghimpunan dana di pasar modal juga masih menunjukkan pertumbuhan tercatat nilai penawaran mencapai Rp 167,92 triliun naik sebesar Rp 18 triliun dari posisi bulan lalu dan sampai dengan bulan Agustus ini terdapat 16 emiten baru yang melakukan fundraising dengan nilai Rp 8,49 triliun rupiah.

Dan untuk pengalangan dana pada SJF atau security crowdfunding selama bulan Agustus terdapat 23 efek baru dan terdapat 7 penerbit baru sehingga total penerbit efek SJF saat ini berjumlah 541 penerbit.

Sedangkan perkembangan pusat karbon. Pada bulan ini terdapat 8 pengguna jasa yang telah terdaftar di pusat karbon dan penambahan volume transaksi sebesar 5.465 ton CO2 ekuvalen sehingga saat ini tercatat volume transaksi sebesar 1.604.822 ton CO2 ekuvalen dan akumulasi nilai sebesar Rp 78,4 miliar rupiah.

-Terkait situasi terkini, dengan fundamental ekonomi yang solid serta komitmen kualitas untuk menjaga stabilitas pasar kami melihat volatilitas yang terjadi pada akhir Agustus dan awal September bersifat terbatas dan ke depan diharapkan dapat terus membaik.

Saat ini OJK telah memiliki bauran kebijakan pada kondisi pasar yang berkelanjutan secara signifikan untuk merespon atas dinamika kebijakan global pada saat itu yang dikeluarkan pada Maret dan April 2025 kemarin yaitu layback saham tanpa rupiah penundaan implementasi pembiayaan short selling penyesuaian trading hub dan juga penerapan asymmetric auto rejection.

Dan berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh OJK dan SRO kebijakan tersebut masih relevan untuk kondisi saat ini. OJK akan melakukan evaluasi atas kebijakan tersebut secara berkala dan terus memonitor kondisi pasar keuangan serta mengambil kebijakan yang diperlukan.

Selain kebijakan antisipatif tersebut OJK terus melakukan pengembangan dan penguatan di PMDK seperti penerbitan POJK No.15 tahun 2025 tentang penilaian reksadana dan penilaian manajer investasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan masyarakat dalam memahami resiko reksadana dan POJK No.14 tahun 2025 tentang pelaksanaan rapat umum pemegang saham rapat umum pemegang obligasi dan rapat umum pemegang suku secara elektronik dan juga POJK No.17 tahun 2025 tentang penawaran efek melalui pelayanan kurun dana berbasis teknologi informasi.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Demo, OJK Yakin Pasar Modal RI Masih Bakal Lanjut Melaju