IHSG Balik Arah ke Zona HIjau Digendong Saham Konglo
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat setelah sempat terkoreksi dalam. Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Selasa (26/8/2025) Indeks naik 14 poin atau 0,18% ke level 7.940,94.
Sebanyak 306 saham naik, 343 turun, 154 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga jeda makan siang mencapai Rp 11,09 triliun. Sebanyak 27,68 miliar saham berpindah tangan dalam 1,34 juta kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan bergerak di zona hijau, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor energi, utilitas dan teknologi. Sementara itu, koreksi paling dalam terjadi di sektor properti dan finansial.
Saham konglomerat tercatat menjadi penopang IHSG yang mampu menanjak ke zona merah usai sempat tertekan dalam.
Saham emiten tambang Grup Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA), naik 9,8% ke Rp 87.700 per saham dengan kontribusi 30 indeks poin.
Kemudian ada emiten data center milik kongsi Toto Sugiri dan Grup Salim, DCI Indonesia (DCII), yang sahamnya naik 3% ke RP 329.900 per saham dengan kontribusi penguatan 10,45 indeks poin.
Kemudian ada juga emiten energi bersih Prajogo Pangestu (BREN), emiten tambang emas Salim-Bakrie (BRMS), saham properti Hary Tanoe (KPIG) serta saham emiten teknologi Grup Lippo (MLPT) yang menjadi penopang kinerja IHSG hari ini.
Adapun pemberat utama kinerja IHSG hari ini adalah Bank Central Asia (BBCA) yang sahamnya turun 1,47% ke Rp 8.350 per saham dan membebani kinerja indeks hingga 8,92 indeks poin.
Sementara itu, pasar keuangan menatap hari kedua pekan ini dengan sejumlah sentimen serta rangkaian kejadian kelam selimuti domestik juga global di hari Senin (25/8/2025) kemarin.
Masuknya investor asing ke pasar saham menjadi kabar positif bagi Indonesia. Sinyal pemangkasan suku bunga dari The Fed juga diperkirakan masih mendorong sentimen positif.
Sementara itu, investor asing masih membanjiri pasar saham Indonesia. Aliran net inflow bahkan mencetak rekor pada bulan ini. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat net inflow sudah menembus 10 hari beruntun dengan total Rp 10,2 triliun. Ini adalah kali pertama net inflow mampu menembus 10 hari beruntun sepanjang tahun ini.
Dari dalam negeri, investor juga tengah bersiap menghadapi momen penting, yakni cut-off date rebalancing MSCI edisi Agustus 2025 yang jatuh pada hari ini, Selasa (26/8/2025).
Sejak pengumuman rebalancing pada 7 Agustus lalu, aliran dana asing sudah deras masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga penutupan pekan lalu (22/8), asing tercatat memborong saham dengan net buy Rp4,45 triliun, sehingga total akumulasi sebulan penuh mencapai Rp6,71 triliun.
Setelah cut-off hari ini, indeks hasil kocok ulang akan efektif berlaku pada 27 Agustus 2025. Itu berarti dua hari ini pasar berpotensi dibanjiri aliran dana asing sebelum perhitungan indeks resmi dilakukan. Investor lokal perlu mencermati momentum ini, karena pergeseran indeks global seperti MSCI kerap menjadi pemicu lonjakan volatilitas sekaligus peluang bagi saham-saham terpilih.
(fsd/fsd)