Dolar AS Kian Perkasa, Rupiah Melemah Jadi Rp 16.335

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
Jumat, 22/08/2025 15:21 WIB
Foto: Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (8/4/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir pekan ini. 

Dilansir dari Refinitiv, nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS sebesar 0,34% di level Rp16.335/US$. Hal ini sekaligus menandai level terlemah rupiah sejak 6 Agustus 2025. Secara kumulatif, rupiah mengalami pelemahan 1,11% dalam sepekan serta melemah dalam lima hari beruntun. 

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15.00 WIB terpantau mengalami penguatan sebesar 0,13% di level 98,74. Sejak awal pekan hingga penutupan kemarin, Kamis (21/8/2025), DXY telah terapresiasi sebesar 0,84%. 


Penguatan indeks dolar AS saat ini ditopang oleh ekspektasi arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), dalam Simposium Jackson Hole yang akan berlangsung malam ini. Data ketenagakerjaan AS bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan sempat memicu harapan pemangkasan bunga agresif. Namun, komentar hati-hati dari sejumlah pejabat The Fed serta data ekonomi yang menunjukkan tekanan inflasi membuat pasar lebih berhati-hati.

Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada September turun menjadi 75% dari 92% sepekan sebelumnya. Pasar menilai Ketua The Fed Jerome Powell kemungkinan tidak akan memberikan sinyal tegas mengenai pemangkasan, melainkan menekankan perlunya menunggu data inflasi dan ketenagakerjaan terbaru.


Ketidakpastian inilah yang menjadi faktor utama penggerak rupiah. Jika Powell bersikap dovish, dolar AS bisa melemah dan memberi ruang penguatan rupiah. Sebaliknya, nada hawkish Powell berpotensi menekan kembali rupiah.

Dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai rupiah masih memiliki peluang menguat, ditopang oleh beberapa factor seperti neraca pembayaran yang tetap sehat dengan defisit rendah sekitar 0,8%-1,1% PDB, inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta komitmen BI menjaga stabilitas nilai tukar.

"Kami perkirakan rupiah pada tahun ini dan tahun depan kisarannya berada di Rp16.000-Rp16.500/US$," ujar Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jumat (22/8/2025).

Ia menegaskan BI akan berupaya menjaga stabilitas rupiah di kisaran Rp16.300/US$.

BI mencatat hingga 19 Agustus 2025 rupiah sempat menguat 1,29% (ptp) dibanding akhir Juli. Hal ini ditopang oleh konsistensi kebijakan stabilisasi BI, aliran modal asing yang terus masuk ke SBN, serta meningkatnya konversi devisa hasil ekspor oleh eksportir seiring penerapan kebijakan DHE SDA.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(evw/evw)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Tembus Rp16.190 per Dolar AS