Yield SBN-US Treasury Kian Tipis, Kok Asing Masih Tertarik Masuk RI?
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing masih terus masuk ke pasar keuangan Indonesia, meskipun imbal hasil dari surat berharga negara (SBN) Indonesia dengan US Treasury kian menyempit selisihnya.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), spread atau selisih imbal hasil SBN acuan tenor 10 tahun dengan US Treasury tenor 10 tahun hanya tersisa 205 basis points (bps) atau hanya lebih tinggi 2,05%, jauh lebih rendah dari posisi tahun sebelumnya sebesar 240 bps.
"Spread antara SBN dan surat berharga AS makin kecil selisihnya, pada 19 Agustus sebesar 205 bps," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas BI Ronald D. Parluhutan saat acara diskusi di Yogyakarta, Jumat (22/8/2025).
Meski spreadnya kian tipis, namun masih lebih baik dibanding negara tetangga. Filipina misalnya kini hanya tersisa 157 bps, Thailand sudah minus 301 bps, dan Korea Selatan minus 151 bps.
Akibatnya, aliran modal asing masih terus masuk ke pasar SBN pemerintah Indonesia. Per 19 Agustus 2025 posisi non residen masih mencapai Rp 952,98 triliun, naik dari posisi per 31 Juli 2025 sebesar Rp 935,71 triliun dengan porsi kepemilikan menjadi 14,64%.
Sementara itu, untuk residen atau investor domestik yang memiliki SBN per 19 Agustus 2025 senilai Rp 5.557,63 triliun cenderung lebih rendah dibanding posisi per 31 Juli 2025 sebesar Rp 5.604,33 triliun dengan porsi masih mendominasi, yakni 85,36% dari total kepemilikan SBN Rp 6.510,64 triliun per 19 Agustus 2025 dari sebelumnya Rp 6.540,04 triliun.
"Memang saat ini terjadi penyempitan (spread) seperti yang kami sampaikan, tapi kami melihat inflows dari asing masih tetap terjaga," ungkap Ronald.
Ronald menjelaskan, terus menurunnya yield atau imbal hasil dari SBN tenor 10 tahun beriringan dengan terus turunnya kebijakan suku bunga acuan BI yang telah dipangkas sebanyak empat kali khusus pada tahun ini hingga ke level 5%.
"Karena BI Rate sudah beberapa kali kan turun dan ini tetap terjaga meski di tengah penurunan spread yang menyempit. Non residen kepemilikannya 14,6%," tuturnya.
(haa/haa)