Kangaroo Bond Laris Diborong Asing, Sri Mulyani Siapkan Dim Sum Bond

Arrijal Rachman , CNBC Indonesia
Rabu, 20/08/2025 07:25 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB),  Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (15/8/2025). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia memastikan penerbitan surat utang berdenominasi renminbi yang diterbitkan di luar China, terutama Hong Kong, yakni Dim Sum Bond akan segera dilaksanakan setelah surat utang berdenominasi dolar Australia (AUD) Kangaroo Bond sukses menarik minat investor global.

Plt. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Novi Puspita Wardani mengatakan, penerbitan perdana Dim Sum Bond telah masuk daftar antrean berikutnya setelah Kangaroo Bond berhasil diterbitkan secara perdana pada 7 Agustus 2025.

"Setelah keberhasilan Kangaroo Bond, pipeline berikutnya adalah penerbitan (perdana) Dim Sum Bond, untuk memperluas basis investor di Asia sekaligus memperkuat diversifikasi portofolio pembiayaan APBN," kata Novi kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (20/8/2025).


Meski begitu, pemerintah belum mau mengungkapkan tanggal detail rencana penerbitan Dim Sum Bond. Novi hanya memastikan bahwa penerbitan Dim Sum Bond nantinya akan tergantung kondisi pasar obligasi dan perkembangan kebutuhan pembiayaan APBN.

"Pemerintah akan terus menerapkan strategi pembiayaan yang hati-hati, fleksibel, dan terukur, dengan mempertimbangkan pemilihan waktu penerbitan, jenis instrumen, serta keseimbangan komposisi mata uang," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia telah berhasil melaksanakan penerbitan perdana Kangaroo Bond dalam mata uang dolar Australia pada tanggal 7 Agustus 2025 dengan setelmen 14 Agustus 2025.

"Transaksi ini menjadi langkah penting untuk memperluas basis investor, mendiversifikasi sumber pembiayaan APBN, sekaligus mempererat kerja sama bidang keuangan Indonesia-Australia," ujar Novi.

Penerbitan perdana Kangaroo Bonds mendapat sambutan yang sangat positif dari investor global. Permintaan investor mencapai AUD 8 miliar atau 10 kali lebih besar dari total nominal setelmen sebesar AUD 800 juta.

Sekitar sepertiga investor pembeli Kangaroo Bond berasal dari investor domestik Australia, atau setara 34% untuk seri tenor 5 tahun dan 33% untuk tenor 10 tahun. Sisanya berasal dari Asia untuk tenor 5 tahun dengan porsi 43% dan tenor 10 tahun 53%, serta Eropa, Timur Tengah, dan Afrika maupun Inggris (EMEA/UK) porsinya masing 23% dan 14%.

"Sebuah capaian yang menunjukkan meningkatnya minat dan kepercayaan pasar Australia terhadap fundamental ekonomi Indonesia," ujar Novi.

Dengan besarnya minat investor terhadap Kangaroo Bond RI membuat Pemerintah berhasil menetapkan tingkat imbal hasil (yield) yang kompetitif, yakni sebesar 4,427% untuk tenor 5 tahun dan 5,380% untuk tenor 10 tahun.

Transaksi perdana ini dilakukan melalui program Australian Medium-Term Notes (AMTN). Hasil penerbitan ini secara umum akan digunakan untuk pembiayaan APBN tahun 2025. Obligasi yang diterbitkan pada transaksi kali ini memperoleh peringkat Baa2 oleh Moody's, BBB oleh Standard & Poor's, dan BBB oleh Fitch.


(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Persaingan Ketat Bisnis Perbankan Era Ketidakpastian 2025