
Pesta Berakhir, IHSG Terkoreksi 0,45% ke 7.862

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Selasa (19/8/2025). IHSG turun 0,45% atau melemah 35,43 poin ke level 7.862,95.
Sebanyak 405 saham naik, 242 turun, dan 155 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 18,56 triliun, melibatkan 40 miliar saham dalam 2,18 juta kali transaksi.
Pelemahan ini membuat indeks semakin menjauhi level 8.000, yang sempat tembus sesaat pada perdagangan intraday akhir pekan lalu. Pada titik tertingginya IHSG sempat bertengger di posisi 8.017,07 dan merupakan rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) IHSG untuk perdagangan intraday. Adapun rekor penutupan IHSG masih berada di level 7.931,25 atau angka penutupan perdagangan Kamis (14/8/2025).
Sektor yang mengalami pelemahan terbesar adalah utilitas dan teknologi, sedangkan yang mengalami penguatan terbesar adalah sektor konsumer primer dan non primer.
Saham Astra International (ASII) yang melesat 10% hari ini tercatat sebagai penopang utama kinerja IHSG sehingga tidak jatuh lebih dalam hari ini, dengan sumbangsih 22 indeks poin.
Emiten teknologi kongsi Toto Sugiri dan Grup Salim (DCII) tercatat menjadi pemberat utama kinerja utama IHSG hari ini, lalu diikuti oleh duo saham perbankan besar RI, BBRI dan BBCA.
Sementara itu, pasar saham Asia Pasifik hari ini dibuka bervariasi. Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,1%, setelah ditutup pada rekor tertinggi pada sesi sebelumnya, sementara indeks Topix yang lebih luas datar.
Kemudian di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,2% di awal perdagangan, sementara indeks Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,33%. Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,61% pada pembukaan.
Sementara kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 25.230, menunjukkan pembukaan yang lebih kuat dibandingkan dengan penutupan terakhir HSI di 25.176,85.
Pekan ini akan menjadi periode penuh agenda penting bagi pelaku pasar, dengan sejumlah rilis kebijakan dan data ekonomi dari dalam negeri maupun global. Dari domestik, perhatian utama tertuju pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan menentukan arah suku bunga.
Sementara itu, pasar global menantikan keputusan rapat FOMC, kebijakan suku bunga China, hingga pidato penting Jerome Powell di Jackson Hole yang diyakini bisa menjadi katalis besar pergerakan pasar.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! IHSG Lanjut Ngegas, Naik 1% Tembus Level 7.200-an
