Uang Tunai Aktifkan Sel Sakit di Otak, Waspadai Efek 2 Mata Pedang

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 August 2025 15:00
Ilustrasi Upah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Uang (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Melakukan transaksi saat berbelanja kini bisa dilakukan dengan banyak cara. Umumnya menggunakan uang tunai, juga pembayaran dengan kartu debit atau kredit, hingga melalui perangkat mobile. Ternyata cara bertransaksi itu memberikan efek psikologis yang berbeda.

Belanja dengan uang tunai disebut-sebut berkaitan dengan pusat nyeri di otak. Simak penjelasannya.

Menurut Carin Rehncrona seorang pengajar di Departement of Sercives Studies di Lund University mengungkapkan, uang tunai bisa membuat anda lebih menghemat pengeluaran. Ini tertuang dalam artikelnya berjudul "Uang Tunai Memang Tidak Praktis Tapi Bisa Menghemat Pengeluaran", yang diterbitkan The Conversation, 14 Februari 2025 lalu.

Dia menjabarkan, dari riset yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku transaksi masyarakat sejak tahun 2.000-an, membuktikan individu yang membawa uang tunai atau kartu prabayar memiliki intensi belanja yang lebih sedikit. Hal itu juga diperkuat dalam studi yang sama dengan menyelidiki kwitansi konsumen dari toko kelontong.

Riset juga menunjukkan, kesediaan untuk membayar (jumlah maksimum yang bersedia dibelanjakan konsumen untuk suatu produk atau layanan) lebih condong ke kartu debit dibandingkan tunai.

Uang Tunai Aktifkan Sel Pusat Nyeri di Otak?

Dijelaskan, ada efek "Pain of Payment" atau rasa tidak nyaman secara psikologis karena kehilangan uang pada saat membayar saat menggunakan uang tunai. Pasalnya uang tunai memiliki sifat yang lebih nyata dibandingkan pembayaran dengan kartu kredit.

"Bahkan ada yang berpendapat bahwa ketika pembayaran dan konsumsi terjadi dalam waktu singkat dan pembayaran dengan uang tunai lebih bersifat nyata, maka jika mengalami kesulitan membayar mengurangi intensi konsumsi," tulis artikel itu, dikutip, Senin (18/8/2025).

Carin menunjukkan, penggunaan uang tunai terbukti mengaktifkan sel pusat nyeri di otak.

Meski beberapa peneliti skeptis dan menganggap persepsi rasa sakit sebagai akibat dari kurangnya respons imbalan, atau saat otak mengasosiasikan suatu tindakan dengan perasaan senang atau tidak.

"Respons ini jauh lebih banyak aktif melalui aktivitas penggunaan kartu kredit dibandingkan dengan uang tunai," tulis Carin.

Terjadi Pergeseran

Namun, seiring pergeseran waktu, ternyata efek psikologis yang ditimbulkan uang tunai dan kartu kini semakin melemah. Sebab, orang-orang mulai terbiasa dengan penbayaran digital atau non-tunai.

Pembayaran seluler atau mobile juga memiliki efek yang mirip dengan kartu kredit atau debit. Artinya pembelanjaan cenderung lebih tinggi dibandingkan uang tunai.

Hanya saja dengan adanya fitur dari notifikasi di perangkat anda, membuat rasa ingin berbelanja semakin menurun. Notifikasi yang muncul di ponsel ataupun jam tangan pintar memberikan efek yang hampir sama ketika anda berbelanja menggunakan jam tangan, sehingga mampu menekan nafsu berbelanja.

Di sisi lain, Carin juga melakukan penelitian di Swedia. Dari beberapa konsumen anak muda yang berumur 20 - 26 tahun merasa transaksi tunai tidak berpengaruh pada seluruh dana yang mereka miliki. Pasalnya konsumen muda saat ini terbiasa melihat aktivitas mereka pada riwayat transaksi yang muncul di ponsel mereka.

Mereka merasa, uang digital lebih terasa sebagai uang sungguhan bagi demografi yang lebih muda.

"Ini menunjukkan preferensi metode pembayaran berbeda antar generasi yang tergantung pada kebiasaan dan teknologi," sebutnya.

"Karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran cenderung lebih tinggi pada metode non-tunai, mungkin manajer toko dapat mempertimbangkan untuk mempromosikan pembayaran non-tunai. Ibarat pedang bermata dua, keputusan untuk tidak menerima uang kertas dan koin pun berarti mereka kehilangan penjualan ketika konsumen muda ingin "membuang" uang mereka"," tulisnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berapa Banyak Harus Simpan Uang Cash di Rekening? Ini Saran Ahli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular