Gen Z Makin Rajin Beli Asuransi Mobil, Ini Penyebabnya

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
13 August 2025 11:50
Suasna acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Suasna acara Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penetrasi asuransi kendaraan ke segmen generasi Z kian meningkat. Hal ini berbanding terbalik dengan tren menurunnya penjualan mobil di Indonesia.

Salah satu pemain industri asuransi otomotif, PT Asuransi Bina Dana Arta, Tbk (ABDA) atau Oona Insurance mencatat lonjakan hingga tujuh kali lipat dalam pembelian asuransi kendaraan oleh generasi Z (kelahiran 1997-2012) hanya dalam kuartal pertama 2025.

Hal ini terjadi di tengah fenomena penjualan mobil di Indonesia yang mengalami penurunan. Mengacu pada data Gaikindo, tercatat 390.467 unit mobil terjual selama semester pertama 2025, dimana terjadi penurunan sebesar 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu

"Sepanjang kuartal pertama tahun ini, kami melihat peningkatan tajam dari segmen Gen Z dalam pembelian asuransi kendaraan. Ini menunjukkan bahwa kesadaran dan sikap proaktif terhadap perlindungan finansial mulai tumbuh kuat di generasi ini," ujar Iwan Kurniawan, Chief of Investment and Strategy Oona Insurance Indonesia, tertulis, dikutip Rabu, (13/8/2025).

Meski demikian, jika dilihat secara keseluruhan, generasi milenial masih menjadi kontributor terbesar, dengan menyumbang sekitar 70% dari total pangsa asuransi kendaraan di Oona.

Dominasi milenial dalam sektor ini tak lepas dari tingkat kepemilikan kendaraan yang lebih tinggi serta kondisi finansial yang umumnya lebih mapan. Selain itu, kebijakan asuransi tanggung jawab pihak ketiga atauthird party liability (TPL) juga turut mendorong pola pembelian asuransi di berbagai kelompok usia, khususnya kendaraan yang dibeli melalui kredit.

"Lantas, apa yang mendorong Gen Z untuk mulai melirik asuransi kendaraan? Kuncinya ada di dua hal, yakni meningkatnya kesadaran dan akses yang semakin mudah," tambah Iwan.

Oona menggunakan pendekatan serba digital. Melalui platformnya, pelanggan bisa membeli asuransi, mendapatkan layanan darurat ketika di perjalanan, mencari bengkel rekanan, dan mengajukan klaim-semuanya bisa dilakukan secara online, kapan pun dan di mana pun.

Pendekatan ini relevan bagi Gen Z-kelompok demografi terbesar di Indonesia dengan populasi sekitar 74,93 juta orang atau setara 27,94% dari total penduduk (BPS). Perilaku konsumsinya disebut sangat dipengaruhi oleh platform digital dan media sosial, sehingga mereka cenderung mengutamakan kecepatan, transparansi, dan kemudahan dalam setiap interaksinya dengan brand.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan untuk mewajibkan asuransi third party liability bagi kendaraan bermotor pada 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (KE PPDP) Ogi Prastomiyono mengatakan, pihaknya masih menunggu Peraturan Pemerintah (PP) terkait agar kemudian bisa merumuskan aturan turunan baik melalui (POJK) Peraturan OJK atau Surat Edaran (SE) OJK.

"Kami juga akan follow up peraturan pemerintah itu seperti apa," ujar Ogi kepada wartawan di Jakarta, Senin, (3/2/2025).

Diketahui, saat ini TPL diwajibkan bagi kendaraan yang kepemilikannya melalui pinjaman dari bank atau dari multifinance. Sementara untuk masyarakat yang membeli mobil secara cash atau sudah lunas, tidak diwajibkan untuk membeli TPL.

Dengan TPL, perusahaan asuransi lah yang nantinya akan memberikan ganti rugi terhadap pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, sebagai akibat risiko yang dijamin di dalam polis.


(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK 624 Orang, Bos OJK Minta AJB Bumiputera Penuhi Hak Pegawai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular