Bursa Buka Perdagangan CDIA dan COIN Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Efek Indonesia kembali membuka perdagangan Chandra Daya Investasi (CDIA) dan Indokripto Koin Semesta (COIN) hari ini, Jumat (18/7/2025).
Sebagai informasi, penghentian sementara perdagangan saham CDIA dan COIN dilakukan pada 17 Juli 2025 di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di kedua saham tersebut.
Sebagai informasi, CDIA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025. Sejak itu hingga 16 Juli 2025, CDIA selalu naik hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA). Dengan demikian saham emiten Prajogo Pangestu ini sudah naik 310,53% atau lebih dari 4 kali lipat.
Sementara itu, COIN IPO pada hari yang sama dengan CDIA. Harga IPO perusahaan kripto pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia tersebut senilai Rp 100. Alhasil sejak harga saham COIN sudah terbang 374% atau hampir 5 kali lipat.
Adapun pasar keuangan Indonesia diharapkan bergerak di zona hijau pada hari ini. IHSG pada penutupan kemarin parkir di zona positif lagi, menguat signifikan 1,32% atau 95 poin ke posisi 7.287,02.
Penguatan kemarin terbilang paling kencang jika dibandingkan delapan hari sebelumnya yang tentunya ditutup di zona hijau.
Perdagangan pasar saham kemarin terbilang ramai dengan turnover Rp14,29 triliun, melibatkan 24,37 miliar lembar saham yang berputar 1,60 juta kali. Sebanyak 355 saham menguat, 234 saham melemah, sementara 217 saham stagnan. Adapun market cap IHSG bertengger di Rp13,04 kuadriliun.
Investor asing akhirnya mencatatkan net buy sebesar Rp 636,3 miliar pada perdagangan kemarin. Pesta pora di Wall Street serta sudah masuknya dana asing diharapkan menjadi sentimen positif bagi bursa saham Indonesia. Namun, lonjakan dolar AS bisa menjadi alarm bahaya.
Merujuk data Refintiiv, rupiah bertengger di posisi Rp16.325/US$, melemah 0.37% dalam sehari. Mata uang RI sudah empat hari ini terus melemah dan menandai level paling lemah sejak 24 Juni.
Pelemahan rupiah terjadi seiring dengan indeks dolar AS yang menguat 0,44% ke posisi 98,71 pada perdagangan hari ini sampai pukul 15.00 WIB.
Selain karena dolar AS yang menguat, pelemahan mata uang Garuda dipicu oleh sentimen negatif dari kondisi perekonomian global yang tengah penuh gejolak, hingga membuat Bank Indonesia (BI) harus melakukan intervensi di pasar uang.
(mkh/mkh)