Stok AS dan Timur Tengah Terancam, Harga Minyak Naik ke US$ 68,78

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
Kamis, 17/07/2025 10:35 WIB
Foto: minyak dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak stabil cenderung menguat tipis pada perdagangan Kamis (17/7) pagi, setelah sempat tertekan selama tiga hari berturut-turut. Investor kini menimbang data stok minyak AS, ketegangan perdagangan global, dan ancaman pasokan dari kawasan Timur Tengah.

Menurut data Refinitiv pada pukul 09.50 WIB, Brent kontrak September diperdagangkan di US$68,78 per barel, naik tipis dari penutupan sebelumnya. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) kontrak Agustus berada di US$66,72 per barel.




Stok distilat AS naik, namun persediaan minyak mentah nasional justru turun. Data campuran ini membuat pasar menunggu sinyal lebih jelas soal arah pasokan. Sentimen kian sensitif setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana tarif baru sebesar 10-15% ke lebih dari 150 negara, yang berpotensi menekan permintaan minyak global.

Meski demikian, analis menilai inventori diesel yang rendah di AS dan Eropa masih memberi dukungan harga. Zhou Mi, analis Chaos Ternary Futures Co, menyebut, "Dalam jangka pendek, pasar masih dihadapkan pada level persediaan diesel yang rendah, sehingga menopang harga. Namun, ke depan suplai OPEC+ yang kembali masuk ke pasar bisa memicu tren bearish."

Dari Timur Tengah, serangan drone ke ladang minyak di Kurdistan, Irak kembali menimbulkan risiko geopolitik. Walau kawasan tersebut belum mengekspor minyak sejak dua tahun lalu, serangan ini memperkuat ketidakpastian di jalur pasokan energi global.

Pasar minyak akan terus memantau perkembangan stok AS, langkah tarif Trump, serta ketegangan di Timur Tengah sebagai penentu arah harga ke depan.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Minyak Meroket 10% Pasca Israel Serang Iran