Bukti Terbaru Warga RI Lagi Susah, Terlihat dari Cicilan Rumah & Mobil

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Sabtu, 12/07/2025 20:45 WIB
Foto: Suasana gedung perkotaan Ibukota Jakarta, Selasa, (4/7). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang tengah kesulitan semakin tampak. Ditandai dari merosotnya penjualan barang-barang tahan lama atau durable goods seperti kendaraan bermotor, hingga meningkatnya rasio kredit bermasalah kredit pemilikan rumah (KPR).

Untuk penjualan kendaraan bermotor yang anjlok tergambar dari data penjualan mobil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terbaru. Pada Juni 2025, jumlahnya hanya 57.761 unit, turun 4,71% dibanding posisi Mei 2025 yang sebanyak 60.612 unit.

Secara total, penjualan mobil pada paruh pertama 2025 hanya sebanyak 374.741 unit, turun 8,60% dibandingkan dengan periode sama pada 2024 yang masih mampu mencatat penjualan sebanyak 410.020 unit.


Lesunya penjualan mobil ini beriringan dengan melambatnya pertumbuhan piutang multifinance per Mei 2025. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan masih naik 2,83% pada bulan itu menjadi sebesar Rp 504,58 triliun.

Namun, kenaikannya menjadi yang terendah sejak awal tahun. Sebab, pada Mei tahun lalu, pertumbuhan piutang multifinance bahkan masih bisa tumbuh dua digit atau mencapai 10,82%.

Di sisi lain, saat melambatnya pertumbuhan penyaluran pembiayaan, NPF gross multifinance malah naik 14 basis poin (bps) secara bulanan. Akan tetapi bila dibandingkan Mei tahun lalu, posisi NPF gross tahun ini masih lebih baik.

Pada periode yang sama NPF net multifinance naik 6 bps secara bulanan dan 13 bps secara tahunan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi mengakui pembiayaan multifinance di sektor konsumtif tengah tertekan. Pemerintah pun diharap mengeluarkan stimulus yang bisa mendorong daya beli masyarakat.

Dari segmen multiguna pembiayaannya hampir tidak mengalami pertumbuhan. Kondisi ini seiring dengan penjualan mobil yang lesu hingga semester I-2025. Suwandi bahkan memperkirakan penjualan mobil tahun ini hanya akan mencapai 800.000 unit atau tidak sampai target Gaikindo yang sebesar 900.000 unit.

"Kita lebih berharap adalah bagaimana pemerintah nanti ada stimulus-stimulus juga sudah mulai dikeluarkan, inikan baru, mudah-mudahan ini ada pergerakan dari sisi konsumsi dan segalanya. Kalau sekarang ya berat," kata Suwandi kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (11/7/2025).

Sementara itu, untuk di sektor perumahan, kemampuan masyarakat Indonesia membayar cicilan rumah semakin sulit. Hal ini tercermin dalam kualitas rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kredit pemilikan rumah (KPR) yang kian memburuk, bahkan menembus rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Berdasarkan Statistik Sistem Keuangan Indonesia Juni 2025 yang diterbitkan Bank Indonesia (BI), NPL KPR tembus 3,24% per Mei 2025. Angka itu memburuk dari bulan April yang sebesar 3,13%.

Sebelum April 2025, data BI tersebut menunjukkan NPL KPR selalu di kisaran level 2%. Namun sepanjang tahun ini, NPL KPR setiap bulannya kian memburuk, dari Januari yang 2,88% naik menjadi 2,99% di bulan Februari, dan tidak berubah pada bulan Maret.

Angka NPL KPR terkini juga lebih tinggi dari tahun di mana pandemi Covid-19 merebak, yakni 2,78% pada akhir tahun 2020. Pada tahun 2021 dan 2022, NPL KPR berhasil ditekan menjadi masing-masing 2,41% dan 2,26%.

Namun, NPL KPR mengalami kenaikan menjadi 2,47% pada akhir 2023, dan naik lagi menjadi 2,67% pada akhir 2024.

Kualitas KPR yang memburuk diikuti dengan pertumbuhan pembiayaan perumahan yang melandai. Pada bulan Januari 2025, KPR tercatat tumbuh 11,51% secara tahunan atau year on year (yoy). Sebulan kemudian, KPR masih mampu tumbuh double digit, tapi melambat sedikit menjadi 11,49% yoy.

Pada bulan Maret, pertumbuhan KPR hanya single digit sebesar 9,28% yoy. Di bulan April, pertumbuhan KPR melambat lagi menjadi 8,67% yoy, dan pada bulan Mei menjadi 8,15% yoy.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kredit Bermasalah Multifinance Naik, Bukti Daya Beli RI Anjlok?