Tak Gentar Inflasi AS Makin Ketat! Rupiah Ditutup Menguat

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
13 February 2025 15:04
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Garuda pada penutupan perdagangan Kamis hari ini (13/2/2025) terpantau menguat tipis meskipun data inflasi Amerika Serikat (AS) kembali panas.

Merujuk data Refiniv, rupiah mengakhiri posisi hari ini di Rp16.350/US$, dalam sehari menguat 0,06%.

Posisi tersebut melanjutkan penguatan tipis sehari sebelumnya sebesar 0,06%. Namun, penguatan dua hari ini belum bisa menghapus pelemahan dalam mingguan sebesar 0,49%.

Penguatan rupiah seiring dengan tekanan indeks dolar AS (DXY) yang sedikit melandai hari ini. CNBC Indonesia memantau sampai pukul 14.55 WIB, the greenback turun 0,33% ke posisi 107,61.

DXY terpantau mengalami retracement normal usai rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang pada Rabu yang menunjukkan inflasi kembali ketat.

Selain itu, Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan inflasi tetap tinggi di atas target 2% dan bank sentral ingin menjaga kebijakan moneter tetap hati-hati.

Ekspektasi pasar bermanuver dengan cepat dan kini melihat hanya akan ada sekali penurunan suku bunga saja tahun ini. Artinya, era suku bunga tinggi masih berlanjut lebih lama.

Tak hanya sampai disitu, kekhawatiran terhadap potensi dampak ekonomi dari kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump terus mendukung aset-aset safe-haven seperti emas guna menahan banyaknya ketidakpastian saat ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Bangkit Usai Pemilu AS, Dolar Turun ke Rp 15.730

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular