
IHSG Mulai Bangkit, Kini Gantian Rupiah Tumbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah menguatnya dolar AS beberapa hari terakhir. Pelemahan yang terjadi pada rupiah terjadi pada 25 Maret 2025 pukul 09:46 WIB sebesar 0,54% di angka Rp16.640/US$.
Posisi ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah, bahkan melewati titik tertingginya pada intraday 23 Maret 2020 yang menyentuh posisi Rp16.620/US$ meskipun belum melewati posisi 1998 yang sempat menyentuh level Rp16.800/US$ di intraday 17 Juni.
Sementara DXY tampak menguat 0,07% ke angka 104,34. Posisi ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang naik ke angka 104,26.
Berbeda halnya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terpantau justru pagi hari ini dibuka menguat bahkan tembus di atas 1%.
Per pukul 10:05 WIB, IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,88% ke angka 6.214.
Trump mengisyaratkan bahwa tidak semua tarif akan diterapkan pada 2 April, dan beberapa negara mungkin mendapatkan pengecualian, meredakan kekhawatiran perlambatan ekonomi AS. Hal ini memberikan apresiasi bagi DXY dan menekan mata uang Garuda.
Selain itu, komponen sektor jasa dalam data PMI AS yang kuat mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dan pada akhirnya mendorong menanjaknya DXY belakangan ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Bangkit Usai Pemilu AS, Dolar Turun ke Rp 15.730