Presiden Prancis Buka Suara Soal CEO Telegram, Kripto Kompak Ambles

rev, CNBC Indonesia
27 August 2024 08:02
Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)
Foto: Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Thought Catalog on Unsplash)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto melemah pada hari ini, Selasa (27/8/2024) setelah CEO aplikasi Telegram, Pavel Durov ditangkap.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Selasa (27/8/2024) pukul 06:37 WIB, pasar kripto bergerak melemah. Bitcoin turun 2,6% ke US$63.033,21 kendati secara mingguan berada di zona hijau 6,12%.

Ethereum terdepresiasi 2,8% dalam 24 jam terakhir sementara dalam sepekan naik 2,16%.

BNB mengalami pelemahan 4,69% secara harian dan dalam sepekan mengalami tergelincir 1,73%.

Begitu pula dengan XRP yang menurun 2,39% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir terpuruk 1,55%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 2,64% ke angka 2.345,87 Open interest terdepresiasi 3,02% di angka US$59,14 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 56 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Dikutip dari Cointelegraph.com, Selasa (27/8/2024), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengonfirmasi penangkapan Durov dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada 26 Agustus.

Dalam postingan tersebut, Macron menanggapi "informasi palsu" yang beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa penangkapan Durov didorong oleh motif politik. Macron menyatakan bahwa itu sama sekali bukan keputusan politik.

Untuk diketahui, beberapa hari lalu, Durov ditangkap di sebuah bandara di luar Paris, memicu spekulasi tentang kemungkinan tuduhan terhadapnya dan tindakan penegakan hukum terhadap Telegram.

Kemudian Telegram mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan solidaritas terhadap pendirinya, menambahkan bahwa Durov tidak memiliki sesuatu yang disembunyikan dalam perjalanan-perjalanannya yang sering di seluruh Eropa.

Selanjutnya, Cointelegraph melaporkan bahwa otoritas Prancis dapat menahan Durov secara sah hingga 28 Agustus. Dalam pemberitahuan tanggal 26 Agustus, jaksa Prancis mengatakan bahwa Durov ditahan sebagai bagian dari penyelidikan "terhadap orang yang tidak disebutkan namanya."

Hal ini berujung pada ambruknya kripto Toncoin (TON) dan diikuti dengan koin lainnya yang juga mengalami depresiasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Microstrategy Siap Tambah Tumpukan Bitcoin, BTC Naik Tipis Pagi Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular