IHSG Tancap Gas Lanjutkan Reli, Cetak Rekor Baru Lagi!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 21/08/2024 16:26 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada perdagangan Rabu (21/8/2024), setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan kembali suku bunga acuannya pada hari ini.

IHSG ditutup menguat 0,27% ke posisi 7.554,59. IHSG kembali mencetak rekor tertinggi (all time high/ATH) barunya pada hari ini. Adapun IHSG sebelumnya mencetak ATH pada penutupan perdagangan kemarin.


Tak hanya kembali mencetak rekor, perdagangan pada hari ini juga masih cukup ramai, meski tak seramai kemarin. Nilai transaksinya mencapai Rp 14 triliun dengan volume transaksi mencapai 23 miliar lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 268 saham menguat, 295 saham melemah, dan 231 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor transportasi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 0,88%.

Sementara dari sisi saham, dua emiten perbankan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menjadi penopang indeks di sesi I hari ini, yakni saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mencapai 16,6 indeks poin dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 4,7 indeks poin.

IHSG kembali sumringah dan mencetak rekor tertingginya lagi pada hari ini setelah BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya.

BI memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate tetap pada level 6,25% pada Agustus 2024. Begitu juga dengan Deposit Facility dan Lending Facility.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7,00%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (21/8/2024).

Keputusan BI untuk mempertahankan BI rate sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stabilitas sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

BI juga menyampaikan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap mendukung pertumbuhan ekonomi dan berkelanjutan.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil konsensus yang dilakukan CNBC Indonesia yang menghimpun 13 lembaga/institusi. Dalam konsensus tersebut 12 lembaga memprediksi BI rate akan tetap di level 6,25% dan 1 lembaga memprediksi terjadi pemangkasan 25 (basis poin/bp) menjadi 6,00%.

Meski begitu, BI akan memangkas suku bunga acuan atau BI rate pada kuartal IV-2024, meskipun kini dolar Amerika Serikat (AS) sudah berada di level Rp 16.400 dan inflasi yang terjaga rendah.

"Kami masih tetap akan melihat ruang terbuka bagi penurunan BI rate pada kuartal IV," ujar Perry.

Pernyataan ini tidak berbeda dibandingkan sebelumnya. BI masih melihat risiko yang harus diwaspadai, terutama dari situasi AS.

Perry menjelaskan, pada kuartal III-2024, fokus BI masih pada penguatan nilai tukar rupiah. Posisi BI rate yang sebesar 6,25% akan menjadi daya tarik bagi investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat