APBN Pertama Prabowo Tekor, Penguatan IHSG Terpangkas

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 August 2024 14:42
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (5/8/2024). Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau sudah mencapai 4% pada perdagangan sesi II. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (5/8/2024). Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau sudah mencapai 4% pada perdagangan sesi II. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih menguat pada perdagangan sesi II Jumat (16/8/2024), setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan Pidato Pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan Nota Keuangan 2024.

Per pukul 14:30 WIB, IHSG menguat 0,38% ke posisi 7.437,97. Penguatan IHSG di sesi II cenderung terpangkas, dari sebelumnya di sesi I sempat menguat sekitar 0,5%. Namun, IHSG masih berada di level psikologis 7.400 pada sesi II hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,5 triliun dengan volume transaksi mencapai 12 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 725.047 kali.

IHSG masih melanjutkan penguatannya, meski cenderung terpangkas sedikit, setelah Presiden Jokowi menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2025 dan Nota Keuangan 2024.

Jokowimemaparkan defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53% terhadap PDB atau Rp616,2 triliun.Defisit APBN 2025 yang bakal dijalankan oleh presiden terpilih Prabowo Subianto akan ditopang dengan sumber pembiayaan yang aman.

"Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53% terhadap PDB atau Rp616,2 triliun yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati," kata Jokowi, Jumat (16/8/2024).

Dari defisit ini, Jokowi merinci pendapatan negara pada tahun 2025 dirancang sebesar Rp2.996,9 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun dengan tetap menjaga iklim investasi dan kelestarian lingkungan serta keterjangkauan layanan publik.

Jokowi pun memastikan reformasi perpajakan akan dilanjutkan melalui perluasan basis pajak dan peningkatan kepatuhan wajib pajak, perbaikan tata kelola dan administrasi perpajakan, serta pemberian insentif perpajakan yang terarah dan terukur.

Upaya peningkatan PNBP terus dilakukan melalui penggunaan teknologi untuk perencanaan dan pelaporan, penguatan tata kelola dan pengawasan, optimalisasi pengelolaan aset negara dan sumber daya alam, serta mendorong inovasi layanan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular