Bos Antam Buka-Bukaan Alasan Emas Jadi Kontributor Utama Pendapatan

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
15 August 2024 21:20
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam, Arianto Sabtonugroho. (Instagram @official.antam)
Foto: Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam, Arianto Sabtonugroho. (Instagram @official.antam)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen emas milik BUMN, PT Antam Tbk. (ANTM) atau Antam mengungkapkan sejumlah komoditas yang berkontribusi pada kinerja keuangan. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam Tbk. (ANTM) Arianto Sabtonugroho mengatakan, ada tiga komoditas yaitu emas, nikel, dan bauksit.

"Jadi kami adalah perusahaan mining yang ter-diversifikasi. Jadi kami fokus ke tiga komoditas utama. Emas tentunya, kemudian kedua nikel dan ketiga bauksit," ujarnya di acara Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (15/8).

Anto mengaku, kinerja pada pertengahan tahun ini lebih baik dibandingkan dengan kuartal I. Sebab, pada awal tahun ini perseroan mengalami banyak tantangan.

Ia menyebut, tantangan yang dihadapi bukan hanya komoditas emas, melainkan komoditas nikel karena adanya kendala dalam produksi. "Kalau dari sisi nikel ini tantangan yang dihadapi seluruh industri terkait dengan kehambatan produksi. Tapi di second quarter memang kita berhasil untuk mengejar," sebutnya.

Perbaikan pada komoditas nikel juga turut menopang kinerja semester I tahun ini. "Maka dari itu kinerja di second quarter itu cukup baik. Ada improvement secara signifikan," imbuhnya.

Ia menyebut, komoditas emas hingga saat ini masih menjadi kontribusi utama pendapatan, yaitu 70%. Apalagi, tahun ini agak tinggi karena kita baru mulai produksi dan menjual nikel di kuartal II.

Sehingga, dari sisi pendapatan cukup sedikit bertumbuh dari tahun lalu yang ditopang dari penjualan emas. Penjualan emas sendiri itu juga didorong bukan hanya dari peningkatan demand volume.

"Yang mana kita di first half ini mencapai 15,9 ton. Dan juga harga emas. Jadi itu sangat membantu top line kami," ungkapnya.

Jadi kalau kita bicara dengan segmen emas gross margin kami itu rata-rata 6-8.%. Kalau dari sisi penambangan nikel sendiri itu di atas 30%.

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) mencetak laba bersih Rp 3,08 triliun pada 2023. Capaian ini dicapai seiring dengan upaya Antam melakukan pengendalian biaya, serta optimalisasi kinerja produksi dan penjualan produk komoditas utama, seperti nikel, emas dan bauksit.

Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama tersebut mendukung capaian kinerja Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 2023 yang mencapai Rp 6,55 triliun.

"Antam dapat menjaga profitabilitas capaian laba kotor full year 2023 sebesar Rp 6,31 triliun dan capaian laba usaha full year 2023 Rp 2,62 triliun," ungkap Syarif dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (31/3/2024)

Dengan laba bersih sebesar Rp 3,08 triliun, maka laba bersih per saham ANTM mencapai Rp 128,07. Antam mengklaim bahwa perusahaan juga mampu memperkuat struktur keuangan. Ini tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian ANTM sebesar Rp 31,17 triliun atau tumbuh 31% dibandingkan nilai ekuitas buku pada 2022 yang mencapai Rp 23,71 triliun.

Pada 2023, Syarif juga mengungkapkan perusahaan mampu menurunkan tingkat pinjaman berbunga atau interest bearing debt yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi senilai Rp 2,5 triliun atau turun 17% (Rp 501 miliar) dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 3 triliun.

"Capaian penurunan tingkat pinjaman berbunga konsolidasian Antam tahun 2023 didukung oleh strategi optimalisasi idle-cash dan upaya penurunan bunga pinjaman," kata Syarif.

Tercatat sepanjang 2023, Antam menorehkan total aset Rp 42,85 triliun atau tumbuh 27% dari Rp 33,64 triliun pada 2022. Lebih lanjut, posisi arus kas bersih perusahaan dari aktivitas operasi mencapai Rp 4,36 triliun pada tahun lalu.

Syarif memastikan capaian tersebut memperkokoh keuangan Atnam dimana perusahaan yang menjadi bagian dari MIND ID sukses mencatatkan saldo kas dan setara kas pada akhir 2023, sebesar Rp 9,21 triliun. Nilai ini, kata Syarif, meningkat 106% dari Rp 4,48 triliun pada tahun 2022.

Kemudian, ANTM juga mencatatkan nilai penjualan bersih sebsar Rp 41,05 triliun, dengan kontribusi berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 35,37 triliun atau setara 86% dari total penjualan bersih Antam pada 2023.

"Hal tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperkuat basis dan pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit," tegas Syarif.

Menurutnya, pada 2023, emas Antam menjadi kontributor terbesar penjualan perusahaan, yakni sekitar 64% terhadap total penjualan Antam, dengan nilai Rp 26,12 triliun. Sementara itu, total produsksi emas Antam sepanjang 2023 mencapai 26,13 ton.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Antam Angkat Sosok Ini Jadi Direktur Keuangan Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular