Bos OJK: Ekonomi AS Sesuai Skenario The Fed

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Selasa, 13/08/2024 15:32 WIB
Foto: Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara dalam Power Lunch, CNBC Indonesia, Selasa (13/08/2024). /CNBC Indonesia TV

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mirza Adityaswara mengatakan perekonomian AS sebelumnya terus meningkat dan mendorong kebijakan suku bunga tinggi bertahan.

Namun, data-data terakhir AS seperti tingkat inflasi mulai turun, angka pengangguran mulai naik. Mirza mengatakan itu sesuai dengan skenario The Fed.

"Memang ekonominya AS nggak boleh terlalu panas, ekonominya sedikit lambat, kemudian ada ruang untuk penurunan suku bunga Amerika," ujar Mirza dalam Money Talks, Selasa (13/8/2024).


Ia juga menyorot soal penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belakangan ini. Menurut Mirza, itu karena kurs dolar AS di global mulai melemah akibat potensi suku bunga Fed yang akan segera turun, kemungkinan di September.

Guna mengantisipasi gejolak ekonomi AS, OJK pun memperkuat pengawasan, pemeriksaan, serta peningkatan modal sektor jasa keuangan. Mirza mengatakan pihaknya ingin memastikan sektor jasa keuangan dikelola secara prudent, karena bertugas memenuhi masyarakat.

"Jadi kalau masyarakat cermati, yang OJK lakukan memang adalah penguatan pengawasan dan juga penguatan pemeriksaan serta peningkatan permodalan," katanya.

Mirza menyebut peningkatan permodalan didorong pada semua bidang jasa keuangan. Baik di perbankan, asuransi, peer to peer lending (P2P), dan bidang lainnya.

"Karena memang dengan modal yang kuat, maka kita akan dapat institusi yang kuat, yang prudent untuk mengelola dana dan masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, Senior Economist DBS Bank Radhika Rao juga memproyeksikan The Fed bakal menurunkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR) pada September dan Desember tahun ini. Sehingga, FFR diperkirakan akan turun 50 basis poin (bps) menjadi 5% pada akhir 2024.

Bahkan, ekonom memproyeksikan bahwa Fed memiliki ruang untuk memangkas FFR hingga 150 bps menjadi 4% pada tahun 2025.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Soroti Ketahanan Bisnis Asuransi, Pembiayaan & Dapen