Jejak 3 IPO Terbesar di Bursa, Gerak Saham Hingga Kinerja Keuangan
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak pasar modal aktif kembali 47 tahun yang lalu, terdapat tiga initial public offering (IPO) yang mencatatkan nilai raihan terbesar. Diantaranya adalah PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan seremoni pembukaan perdagangan sesi II untuk memperingati ulang tahun ke-47 diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia hari ini, Senin, (12/8/2024). Adapun peringatannya sendiri jatuh pada Sabtu, (10/8/2024).
Besaran nilai IPO menjadi sorotan karena mencerminkan potensi pertumbuhan perusahaan, pengaruhnya terhadap pasar saham, daya tarik bagi investor, dan kemampuannya untuk menggalang dana signifikan. Nilai yang besar juga menunjukkan kredibilitas perusahaan dan kepercayaan pasar, serta memiliki dampak ekonomi yang luas.
Namun, tak jarang harga saham saat IPO bisa turun seiring dengan pergolakan pasar. Harga bisa turun untuk mencerminkan nilai perusahaan yang lebih realistis.
Kinerja perusahaan yang mengecewakan setelah IPO, seperti laporan keuangan yang tidak memenuhi harapan, juga bisa menyebabkan penurunan harga saham Kondisi pasar yang buruk atau ketidakpastian ekonomi juga dapat membuat investor lebih berhati-hati, menyebabkan penurunan harga.
Selain itu, penjualan saham oleh pemegang saham awal yang ingin mencairkan keuntungan mereka juga bisa menekan harga saham. Lebih lanjut, berikut merupakan nasib IPO terbesar di pasar modal Indonesia hingga saat ini:
PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA)
Emiten e-commerce unicornIndonesia, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) di papan pengembangan pada Jumat, (6/8/2021) dengan raihan dana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Sata itu, Harga saham BUKA melesat 24,71% di level Rp 1.060/saham dari harga awal Rp 850/saham. Sementara Kapitalisasinya mencapai Rp 109 triliun atau langsung masuk big cap alias kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.
Kepopuleran IPO BUKA sayangnya tak berlangsung lama. Sejak pencatatan perdananya hingga hari ini, saham BUKA telah terkontraksi 88,77% ke harga Rp119 per saham.
Seiring penurunan harga sahamnya, BUKA membukukan kerugian yang semakin membengkak hingga semester 1-2024. Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Bukalapak mencapai Rp751,9 miliar, dari sebelumnya Rp389,27 miliar.
Meski demikian, BUKA mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,61%. Pendapatannya naik dari Rp2,18 triliun di tahun 2023 menjadi Rp2,41 triliun per Juni 2024.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL)
Mitratel mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, (22/11/2021). Saham perusahaan dilepas di harga Rp 800/saham dengan jumlah 23.493.524.800 dan menghasilkan dana senilai Rp 18,79 triliun.
Di pembukaan perdagangannya, saham ini dibuka di Rp 850/saham saat pembukaan, meski tak bertahan lama. Sementara itu, hingga hari ini, saham anak usaha Telkom ini diperdagangkan di kisaran harga Rp675 atau telah turun 12,34% sejak IPO.
Sementara dari sisi kinerja, laba tahun berjalan emiten pelat merah itu tumbuh 4,08% YoY menjadi Rp 1,06 triliun per Juni 2024. Pada periode yang sama di 2023, laba tahun berjalan MTEL mencapai Rp 1,02 triliun.
Adapun pendapatan perusahaan BUMN telekomunikasi ini ikut tumbuh 7,75% menjadi Rp 4,44 triliun. Sebelumnya, MTEL mencatat pendapatan Rp 4,12 triliun per 30 Juni 2023.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menduduki posisi pertama emiten pendatang baru dengan perolehan dana IPO terbesar sepanjang 2022 dengan berhasil meraup dana mencapai Rp13,73 triliun. Diketahui, GOTO melepas 40,62 miliar lembar dengan harga Rp338 per saham. Sebagai informasi, GOTO melantai di BEI pada 11 April 2022.
Saat harga sahamnya berhasil naik saat melantai perdana di harga Rp376 per lembar, saham GOTO kini terjun bebas mendekati harga Rp50, alias Rp51 per lembar. Artinya saham GOTO turun 85% dari harga IPO.
Tren penurunan ini seiring dengan kinerja GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) yang masih merugi. Meski demikian, kerugian tersebut membaik 62,31% di semester I-2024. GOTO membukukan rugi bersih Rp 2,70 triliun pada semester pertama tahun 2024, dari sebelumnua Rp 7,16 triliun.
Perbaikan kinerja bottom line GOTO ditopang oleh pendapatan perusahaan yang tercatat naik 12,41% menjadi Rp 7,74 triliun dari semula Rp 6,88 triliun pada paruh pertama tahun lalu.
(fsd/fsd)