
Konsisten! Pendapatan Bersih GOTO Juni 2024 Naik Jadi Rp 7,74 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan kinerja kuartal 2-2024 dengan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 7,74 triliun hingga Juni 2024. Angka ini naik 12,4% jika dibandingkan dengan perolehan di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,88 triliun.
Peningkatan ini signifikan mengingat laporan keuangan GOTO tahun ini, sejak Januari 2024, sudah mengeluarkan (dekonsolidasi) Tokopedia, sementara periode Januari-Juni 2023 masih memasukkan Tokopedia.
Pendapatan terbesar disumbang pendapatan imbalan jasa sebesar Rp 2,93 triliun atau 38% dari total pendapatan bersih. Segmen pendapatan bersih dengan pertumbuhan tertinggi yakni pendapatan jasa pinjaman, dari lini bisnis GoTo Financial (GTF), yang meroket 662% menjadi Rp 667 miliar, dari periode Juni tahun sebelumnya hanya Rp 88 miliar.
Berikutnya ada segmen pendapatan dari jasa pengiriman (delivery service) yang juga melesat 174% menjadi Rp 2,66 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 972 miliar.
Selain itu, GOTO juga mendapatkan e-commerce service fee dari transaksi Tokopedia sebesar Rp 267 miliar di Juni 2024. Pendapatan ini baru diperoleh tahun ini setelah terjadi investasi TikTok di Tokopedia yang dirampungkan pada akhir Januari 2024.
Secara kuartalan, Q2-2024 dibandingkan dengan Q2-2023, nilai transaksi bruto (GTV) inti grup (yang mengecualikan merchant payment gateway) naik 54% YoY mencapai Rp 63,2 triliun, sementara GTV grup pada kuartal ini juga naik 26% mencapai Rp 121,5 triliun.
Pendapatan bruto khusus di Q2-2024 juga naik 39% YoY menjadi Rp 4,3 triliun. Kerugian EBITDA Grup yang disesuaikan pun membaik sebesar 95% YoY mencapai Rp 48 miliar. Kinerja yang baik ini ditopang pertumbuhan pengguna pada segmen layanan hemat dari On-Demand Services (ODS atau Gojek), peningkatan penggunaan aplikasi GoPay, pertumbuhan pemberian pinjaman serta pengelolaan beban usaha secara disiplin.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo menjelaskan, percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.
"Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024," katanya, dalam siaran pers, Selasa, (30/7/2024).
"Di akhir tahun pertama jabatan saya sebagai Direktur Utama, Perseroan telah mencatatkan fundamental terkuat hingga saat ini, dan saya bangga dapat berperan dalam peningkatan tersebut. Saya bergabung dengan tim yang kuat, dan didukung talenta baru yang telah mendorong pertumbuhan lebih lanjut," tambahnya.
Rugi Bersih Turun
Sementara itu, perseroan juga berhasil menurunkan sejumlah beban di antaranya beban penjualan dan pemasaran sebesar 56,1% menjadi Rp 1,45 triliun, dari Rp 3,30 triliun. Total biaya dan beban perseroan berhasil dipangkas hingga 27,2% menjadi Rp 9,47 triliun dari sebelumnya Rp 12,99 triliun.
Dengan demikian perseroan mampu menekan rugi operasional (rugi usaha) pada periode 6 bulan YoY sebesar 72% menjadi Rp 1,73 triliun dari rugi operasional Rp 6,11 triliun.
Beban yang turun, ditambah dengan kenaikan pendapatan bersih, membuat induk perusahaan Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini mampu memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3% menjadi Rp 2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp 7,16 triliun.
Konsistensi penurunan rugi bersih ini juga melanjutkan kinerja pada kuartal pertama 2024 di mana rugi bersih GOTO turun 78% menjadi Rp 861,91 miliar dari kuartal I-2023 yang merugi hingga Rp3,86 triliun. Sementara pendapatan bersih GOTO di Q1-2024 sebesar Rp 4,08 triliun, meningkat 22% dari sebelumnya Rp 3,33 triliun.
Di sisi lain, perseroan juga semakin efisien dalam penggunaan arus kas dari aktivitas operasi yang mampu dipangkas 76,1% menjadi Rp 733 miliar dari sebelumnya mencapai Rp 3,06 triliun, sedangkan arus kas bersih dari aktivitas operasional turun 81% menjadi Rp 599 miliar dari sebelumnya Rp 3,11 triliun.
Per Juni 2024, kas dan setara kas ditambah dengan deposito berjangka perseroan mencapai Rp 23,08 triliun. Total aset GOTO sebesar Rp 54,09 triliun dengan total ekuitas perusahaan sebesar Rp 35,72 triliun.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap! Patrick Walujo Komitmen Pimpin GOTO Sampai 2029