
Laba Amman Mineral (AMMN) Terbang Nyaris 300% Jadi Rp 7,74 Triliun

Jakarta, CNBC Indonesia - Laba PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terbang 291%, menjadi US$ 479 juta atau Rp 7,74 triliun (kurs Rp 16.300).
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh lonjakan pendapatan perusahaan. Penjualan bersih AMMN sebesar US$ 1,54 miliar, naik 166,76% yoy.
Bila dirinci, pendapatan AMMN melesat diperoleh dari peningkatan produksi bijih berkadar tinggi yang mengadung banyak emas. Kontribusi penjualan emas pada paruh pertama tahun ini sebesar 50% dan tumbuh 41% yoy.
Kinejar keuangan AMMN juga didorong oleh peningkatan signifikan volume penjualan tembaga dan emas, yang masing-masing tumbuh 126% yoy dan 188% yoy. Perusahaan juga diuntungkan oleh kenaikan harga emas sebesar 13% pada tahun ini.
Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie mengatakan bahwa kinerja AMMN pada paruh pertama 2024 mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
"Menjadi periode dengan pencapaian luar biasa bagi Amman. Sejak mengambil alih Batu Hijau, operasi kami telah memecahkan berbagai rekor produksi," kata Alexander dalam keterbukaan informasi, Jum'at (26/7).
Dia juga mengatakan bahwa produksi logam AMMN mencetak rekor, melebihi kinerja tertinggi sebelumnya pada 2022. Hal ini didukung oleh penambangan bijih berkadar tinggi dari Fase 7, yang kini berada pada puncaknya.
Adapun beban pokok penjualan AMMN meningkat 134,18% yoy menjadi US$ 696,73 juta. Alhasil laba kotor AMMN sebesar US$ 851,88 juta, naik 201,01% yoy.
Lalu laba operasional AMMN sebesar US$ 785,18 juta, melonjak 253,28%. Dengan demikian laba per saham AMMN terdongkrak naik dari US$ 00181 pada periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 0,00655 per 30 Juni 2024.
Direktur Keuangan Amman Mineral Arief Sidarto mengatakan bahwa selanjutnya perusahaan akan melanjutkan belanja modal sesuai dengan rencana. "Dan kami terus memantau pasar komoditas dan keuangan global serta terus menjaga kebijakan keuangan yang hati-hati," katanya.
Sebagai informasi, sepanjang semester I-2024 AMMN menyerap belanja modal sebesar US$ 867 juta, naik nyaris 100% dibandingkan dengan serapan tahun lalu.
Serapan belanja modal tahun ini terdiri dari proyek smelter dan precious metals refinery (PMR) sebesar US$ 265 juta. Proyek lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), fasilitas Liquified Natural Gas (LNG) serta fasilitas transmisi dan distribusi yang menelan US$ 123 juta.
Selain itu, AMMN juga menggarap proyek ekspansi pabrik konsentrator (termasuk desain ulang) sebesar US$ 274 juta dan infrastruktur pendukung US$ 98 juta, serta sustaining capex sebesar US$ 106 juta.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Transaksi Nego Rp 17 T di Saham AMMN, IHSG Malah Koreksi Tipis