Nasabah Tenang, Ini Jurus BRI Hadapi Ancaman Siber

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
25 July 2024 13:05
Ilustrasi Bank BRI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi Bank BRI. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini, keamanan data nasional menjadi isu, termasuk ancaman siber pada industri perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) pun menyadari pentingnya perencanaan operasional dan manajemen cyber security yang kokoh.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M. Nugraha mengatakan pihaknya mengimplementasi strategi keamanan siber yang komprehensif dan lengkap. Terdapat empat langkah utama dalam upaya tersebut.

Arga menguraikan, yang pertama, melakukan freight monitoring dan meneliti sistem secara proaktif. Untuk itu, BRI memilki security operation centre yang beroperasi 24 jam 7 hari guna memonitor ancaman-ancaman siber.

Selain itu, BRI juga menggandeng security researchers dan institusi infosec yang "bonafide" dan "professional" yang memiliki pengalaman dan latar belakang di bidang kemanan siber yang kuat.

"Jadi kami nggak kerja sama dengan influencers dan content creator aja, tapi juga dengan lembaga-lembaga yang mumpuni," jelas Arga.

Kemudian, BRI melakukan audit dan assessment secara rutin. Seperti melakukan testing setiap kali ada pengembangan atau setiap ada peluncuran baru. Ini juga dilakukan dengan pihak ketiga yang independent.

Selanjutnya, Arga mengatakan BRI menggelar program awareness dan pelatihan, untuk menyikapi sisi human factor dalam masalah siber.

"Jadi peningkatan kapabilitas para penjaga keamanan, kami lakukan secara reguler dan juga security awareness. Kita tahu, beberapa kali insiden belakangan terjadi karena masalah human factor, ada kelengahan, lah dari pekerja dan segala macam. Ini yang juga kami address," terang Arga.

Yang menarik, menurutnya, BRI juga melakukan program awareness dan pelatihan dengan nasabah.

"Kenapa, karena kami sadar terus bahwa nasabah juga perlu diajarin bagaimana praktik-praktik bertransaksi yang baik dan aman. Bagaimana diajari tidak boleh memberikan OTP dan sebagainya, karena itu adalah lubang-lubang atau celah-celah yang dimanfaatkan para threat actors ini," pungkas Arga.

Keempat, BRI menyiapkan incident response dan recovery, dengan CSIRT atau computer security incidents response team. Arga mengatakan tim itu dilengkapi dengan alat-alat yang selalu ditingkatkan kapabilitasnya.

"Jadi intinya, meskipun tidak ada sistem yang sebenarnya kebal terhadap ancaman cyber, tapi kami tegaskan komitmen kami untuk senantiasa meningkatkan ketahanan cyber dan waspada atas ancaman yang selalu berkembang dan berubah. Jadi keamanan data dan dana nasabah adalah prioritas kami di BRI," imbuhnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Antisipasi Serangan Siber, Anak Usaha Bursa Bikin Sistem Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular