Market Commentary

IHSG Loyo Ngekor Bursa Global, 5 Saham Ini Jadi Penekannya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
25 July 2024 12:35
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali melemah pada perdagangan sesi I Kamis (25/7/2024), mengikuti pergerakan bursa saham global.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG melemah 0,59% ke posisi 7.219,68. IHSG masih berada di level psikologis 7.200 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,99 triliun dengan melibatkan 8,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 635.973 kali. Sebanyak 176 saham naik, 381 saham turun, dan 225 saham cenderung stagnan.

Beberapa sektor menjadi penekan IHSG pada sesi I hari ini, yakni transportasi mencapai 1,97%, bahan baku sebesar 1,36%, teknologi sebesar 1,33%, dan properti sebesar 1,29%.

Selain itu, beberapa saham terpantau juga menjadi penekan (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

Saham perbankan Himbara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 13,1 indeks poin.

IHSG cenderung kembali melemah di tengah sikap investor yang masih mengantisipasi musim perilisan kinerja keuangan emiten pada kuartal II-2024 atau semester pertama 2024.

Namun, bursa saham acuan Tanah Air tersebut cenderung mengekor bursa saham global yang berjatuhan pada hari ini dan kemarin. Hal ini karena

investor cenderung kecewa dengan hasil kinerja emiten raksasa teknologi di AS pada kuartal II-2024.

Padahal saat ini, emiten teknologi tengah menjadi perhatian investor karena prospeknya yang cukup menarik di tengah akan berakhirnya era suku bunga tinggi.

Investor cenderung kecewa dengan kinerja Alphabet (Google) dan Tesla di kuartal II-2024. Kerugian yang dialami Alphabet dan Tesla menggarisbawahi standar pendapatan yang tinggi untuk Magnificent Seven, yaitu sekumpulan tujuh saham teknologi megacap yang telah mencatatkan persentase kenaikan dua dan tiga digit pada tahun 2024.

Kenaikan ini didorong oleh optimisme seputar adopsi kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi dimulainya pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) lebih awal.

Ketika saham-saham anjlok, Indeks Volatilitas Cboe (VIX), yang dikenal sebagai pengukur ketakutan pasar di Wall Street, berada di angka 18,35, tertinggi sejak 19 April lalu.

Tak hanya itu saja, pelaku pasar global saat ini juga sedang memasang mode wait and see menanti rilis data ekonomi cukup penting di AS, seperti data pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 dan data inflasi personal (PCE) pada periode Juni 2024.

Menurut FactSet, Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan akan meningkat sebesar 1,9%. Jika laporan sesuai dengan prediksi, ini akan menandai peningkatan dari kenaikan 1,4% selama kuartal pertama.

Namun, ini akan menjadi perlambatan yang cukup mencolok dibandingkan dengan paruh kedua tahun 2023, di mana PDB naik 4,9% pada kuartal ketiga dan 3,4% pada kuartal keempat.

Jika PDB AS mengalami peningkatan, maka tendensi untuk terjadinya pemangkasan suku The Fed di September akan semakin kecil.

Sementara inflasi PCE AS masih diperkirakan melandai Namun masih belum menyentuh level 2% sesuai target The Fed. Meski begitu, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed masih dapat dimulai pada pertemuan September mendatang.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang mencapai 93,3%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balik Loyo, Perbankan Raksasa Jadi Biang Keroknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular