BRI (BBRI) Siap Tanpa Program Restruk Covid-19, Ini 2 Senjata Utamanya
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengaku akan tunduk dan mendukung program pemerintah yang ingin memperpanjang restrukturisasi kredit Covid-19. Meski begitu, pihaknya mengaku siap jika memang program tersebut tidak dilanjutkan.
"Memang sebenarnya kebijakan relaksasi ataupun kesempatan restrukturisasi sudah berakhir Maret 2023, dan jauh sebelum itu BRI sudah sangat menyiapkan diri seandainya tidak diperpanjang. Paling penting kita menyiapkan segala bantalan terutama cadangan itu sudah kita siapkan," jelas Sunarso, Direktur Utama BRI, dalam paparan kinerja semester I, Kamis (25/7/2024).
Dirinya juga mengungkapkan jika kenyataan di pasar terkait mikro memang masih banyak tantangan, terutama dari sisi non performing loan (NPL) yang cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya menegaskan kalaupun program relaksasi Covid-19 dilanjutkan, dan sepanjang sesuai ketentuan aturan yang berlaku BRI akan tunduk dan patuh pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator.
"Kalau itu diakhiri ya kita ikuti, kalau diperpanjang sepanjang ada aturan jelas pun kita ikuti. Kalau tidak BRI sudah prepare, jadi tegasnya kalau memang rencana itu dituangkan dalam POJK maka BRI akan ikuti, akan mematuhi tapi seandainya tidak ada aturannya BRI akan tetap fokus kepada mengatasi kredit bermasalah melalui dua hal, pertama pencadangan, kedua restrukturisasi secara komersial, artinya tidak ada kelonggaran aturan dan pada akhirnya kita harus menyelesaikan problem loan itu dengan kaidah risk management, kita menghapus kredit dengan menyiapkan cadangan," ujar Sunarso.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI secara konsolidasi menyalurkan kredit senilai Rp 1.336,78 triliun, tumbuh 11,2% secara tahunan (yoy) per Juni 2024.
Sebanyak 81,95% di antaranya atau Rp 1.095,64 triliun diserap oleh segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Seiring dengan hal tersebut, aset BRI pun tercatat naik 9,54% yoy menjadi Rp 1.977,37 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa pertumbuhan kredit dua digit merupakan bentuk komitmen bank mendorong lapangan pekerjaan pada segmen UMKM.
"Hingga akhir triwulan kedua, BRI dan entitas anak berhasil mencatatkan kinerja positif berkelanjutan didukung pertumbuhan selektif dan pruden," kata Sunarso dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal II-2024, Kamis (25/7/2024).
Hal itu kemudian diikuti dengan pengendalian risiko yang terbilang baik. Risiko kredit atau loan at risk (LAR) bank turun dari 14,9% pada kuartal II-2023 menjadi 12% pada periode yang sama tahun ini.
(ayh/ayh)