Bos JPMorgan Ingatkan Inflasi dan Suku Bunga Tinggi Bakal Awet
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon memperingatkan tentang inflasi dan lonjakan suku bunga meskipun ada tanda-tanda berkurangnya tekanan harga baru-baru ini. Hal ini dia ungkapkan Jumat (12/7/2024).
"Ada beberapa kemajuan dalam menurunkan inflasi, namun masih ada beberapa kekuatan inflasi yang menghadang kita yaitu defisit fiskal yang besar, kebutuhan infrastruktur, restrukturisasi perdagangan dan remiliterisasi dunia," kata Dimon dalam sebuah pernyataan seperti dirilis CNBC International, Minggu (14/7/2024).
"Oleh karena itu, inflasi dan suku bunga mungkin tetap lebih tinggi dari perkiraan pasar," paparnya.
Komentarnya muncul setelah data minggu ini menunjukkan tingkat inflasi bulanan turun pada bulan Juni untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun yang memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunganya.
Indeks harga konsumen, yang merupakan ukuran umum dari biaya barang dan jasa di seluruh perekonomian AS, turun 0,1% pada bulan Juni dibandingkan bulan Mei. Ini menempatkan tingkat harga 12 bulan sebesar 3%, sekitar level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Ketua Fed Jerome Powell awal pekan ini menyatakan kekhawatirannya bahwa mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam waktu yang terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan ekonomi, dan mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin akan terjadi selama inflasi terus menunjukkan kemajuan.
Dimon bersama dengan banyak ekonom menyuarakan peringatan akan meningkatnya utang dan defisit AS.
Pemerintah federal sejauh ini telah menghabiskan US$ 855 miliar lebih banyak daripada yang dikumpulkan pada tahun fiskal 2024. Untuk tahun fiskal 2023, belanja defisit pemerintah mencapai US$ 1,7 triliun.
(wur)