
BTN (BBTN) Batal Akuisisi, Bank Muamalat Bakal Cari Investor Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI) menanggapi terkait pernyataan Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang memutuskan tidak melanjutkan akuisisi bank syariah pertama RI itu. Komisaris sekaligus pemegang saham Bank Muamalat, Andre Mirza Hartawan mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari BTN.
"Untuk saat ini saya belum bisa berikan info lebih lanjut karena belum dapat update resmi untuk hal ini," ujar Andre saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (9/7/2024).
Meskipun begitu, ia mengatakan BMI bakal tetap melanjutkan aksi strategis yang sudah tertuang dalam rencana bisnis bank (RBB). Hal ini menjawab soal nasib investor bagi Bank Muamalat. Artinya bank syariah tertua ini akan melanjutkan pencarian investor baru.
"Adapun untuk BMI sendiri tetap menjalankan strategic action sesuai dengan RBB yang telah dibuat yaitu pengembangan bank secara organik dan termasuk pengembangan non-organik ke depannya," pungkas Andre.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menyatakan bahwa bank pelat merah itu memutuskan untuk tidak mengakuisisi Bank Muamalat, ketika didesak Komisi VI DPR untuk memberikan penjelasan.
Seperti diketahui, BTN membidik bank syariah lain untuk menjadi "cangkang" sebagai bagian dari proses pelepasan unit usaha syariah (UUS), BTN Syariah untuk berdiri menjadi bank umum syariah (BUS).
"Kami tidak akan lakukan akuisisi Bank Muamalat dengan berbagai alasan yang bisa kami sampaikan kemudian pada saat tertutup. Jadi kami tidak akan meneruskan," ujar Nixon saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI di Gedung DPR RI, Senin (8/7/2024).
Nixon menjelaskan BTN belum menyatakan keterbukaan informasi terkait hal ini karena harus menjaga kesepakatan bersama dengan pihak yang hendak diakuisisi. Namun, BTN telah menyampaikan kepada Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait keputusan ini.
Dalam kesempatan yang sama, Nixon menyampaikan BTN menargetkan spin off BTN Syariah bakal dilaksanakan semester I-2025. Aksi tersebut masuk dalam daftar aksi korporasi BTN tahun nomor 2025 pada urutan kedua, dan bakal rampung secara tentative pada paruh pertama tahun depan.
Nixon mengungkapkan pihaknya menyiapkan total modal sebesar Rp1,5 triliun hingga Rp6 triliun untuk pelepasan UUS tersebut. Jumlah ini supaya BTN Syariah nantinya tetap bertahan di Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) II.
"Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp1,5 sampai Rp6 triliun total capital-nya, supaya dia nggak turun ke Buku I. Kita harapkan dia tetap di Buku II," ujar Nixon.
Sementara itu, per Maret 2024, Bank Muamalat melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik senilai Rp 2,78 miliar, turun 72,82% secara tahunan (yoy). Hal itu seiring dengan merosotnya pendapatan setelah distribusi bagi hasil.
mengutip laporan keuangan, pendapatan dari penyaluran dana Bank Muamalat naik 18,53% yoy menjadi Rp 526,55 miliar. Akan tetapi bagi hasil untuk pemilik dana investasi naik lebih tinggi atau 23,29% yoy menjadi Rp 477,16 miliar. Alhasil pendapatan setelah distribusi bagi hasil bank turun 13,62% yoy menjadi Rp 49,38 miliar. Tekanan bagi hasil tersebut juga terlihat dari rasio net imbalan (NI) bank yang turun 9 basis poin (bps) menjadi 0,35%.
Sementara itu, modal inti utama bank syariah tertua RI ini pun sebesar Rp 4,69 triliun per Maret 2024, turun dari setahun sebelumnya Rp4,80 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) juga makin susut jadi sebesar 30,93% dari setahun sebelumnya 32,38%.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Suara Berisik Merger dengan Muamalat, BTN Jalan Terus