Internasional

Kabar Buruk dari Ekonomi AS, Manufaktur Loyo

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
03 July 2024 08:50
WASHINGTON, DC - MAY 12: Flags at the base of the Washington Monument fly at half staff as the United States nears the 1 millionth death attributed to COVID May 12, 2022 in Washington, DC. U.S. President ordered flags to fly at half-mast through next Monday and said the nation must stay resolved to fight the virus that has “forever changed” the country. (Photo by Win McNamee/Getty Images)
Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Manufaktur (PMI) Amerika Serikat (AS) kembali mengalami kontraksi pada Juni 2024. Hal ini menandai pelemahan manufaktur selama 3 bulan berturut-turut.

PMI manufaktur ISM merosot ke 48,5 bulan lalu. Diketahui, Angka PMI di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di sektor manufaktur.

Angka ini sendiri lebih rendah dari yang disurvei oleh Reuters, yang sebelumnya memperkirakan PMI naik menjadi 49,1. Angka ini juga telah mengindikasikan kontraksi di bidang manufaktur dalam 19 dari 20 bulan terakhir.

Secara rinci, delapan industri manufaktur, termasuk logam primer dan produk kimia, melaporkan pertumbuhan. Permesinan, alat transportasi, peralatan listrik, peralatan dan komponen, serta komputer dan produk elektronik termasuk di antara sembilan industri yang terkontraksi.

Produsen peralatan dan komponen listrik melaporkan bahwa pelanggan (sedang) memesan lebih banyak untuk menciptakan cadangan cadangan. Produsen produk logam fabrikasi menyebutkan tanda-tanda melemahnya permintaan.

Di sisi lain, pabrikan mesin mengatakan adanya fenomena backlog penjualan menurun. Produsen aneka barang manufaktur melaporkan bahwa tingkat produksi lebih rendah karena menurunnya permintaan produk.

Dari sisi ekonom, pengamat ekonomi menyalahkan pelemahan pada suku bunga yang lebih tinggi dan melemahnya permintaan barang. Diketahui, produsen menunjukkan keengganan untuk berinvestasi dalam modal dan inventaris karena kebijakan moneter saat ini.

"Kami memperkirakan sektor manufaktur akan tetap lemah dalam beberapa kuartal mendatang," kata Oliver Allen, ekonom senior AS di Pantheon Macroeconomics. dikutip Reuters, dilansir Rabu (3/7/2024).

"Penurunan imbal hasil obligasi korporasi sejak akhir tahun lalu tampaknya telah memberikan dukungan terhadap pengeluaran investasi, namun tidak cukup untuk membuat sektor manufaktur kembali bertumbuh. Pelonggaran kondisi keuangan yang jauh lebih signifikan diperlukan untuk mengubah hal tersebut," tambahnya.

Data pemerintah AS pekan lalu menunjukkan sektor manufaktur mengalami kontraksi sebesar 4,3% secara tahunan pada kuartal pertama, dengan sebagian besar penurunan berasal dari barang-barang manufaktur yang tahan lama.

Federal Reserve telah mempertahankan suku bunga acuan overnight di kisaran 5,25%-5,50% sejak Juli lalu. Pasar keuangan memperkirakan bank sentral AS akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya pada bulan September.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos OJK: Aneh, AS Tahan Suku Bunga Tinggi tapi Ekonomi Tidak Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular