
Siaga Perang Baru Pecah di Arab, 7 Negara Warning-Iran Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman perang baru pecah di wilayah jazirah Arab makin meningkat. Hingga kini pejabat Israel berulang kali mengancam akan mengintensifkan serangan sementara kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah menanggapinya dengan menantang.
Dalam update terbaru AFP, Rabu (3/6/2024), Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mendesak pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk mencegah "kobaran api" antara Israel dan militan Hizbullah di Lebanon. Panggilan panggilan telepon antara kedua pemimpin tersebut dilaporkan terjadi Selasa kemarin.
Dalam pernyataan persnya, Macron menegaskan kembali keprihatinannya yang serius atas meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel. Ia menggarisbawahi kebutuhan mutlak untuk mencegah 'kebakaran besar' yang akan merugikan kepentingan Lebanon dan juga Israel.
"Pentingnya semua pihak untuk bergerak cepat menuju solusi diplomatik," tegasnya dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Istana Elysee.
7 Negara Warning
Sementara itu, sebanyak tujuh negara memberi peringatan (warning) ke warganya dan meminta mereka segera pergi meninggalkan Lebanon. Di antaranya Arab Saudi, Australia, Belanda, Jerman, Kanada, Makadonia Utara dan Kuwait.
"Kepada warga Arab Saudi untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon," bunyi pernyataan Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut dikutip dari media Turki Anadolu Agency.
Desakan ke warga Australia disampaikan Menteri Luar Negeri Penny Wong. Belanda pun memberi keterangan melalui media sosial X.
Kemlu Jerman mengeluarkan peringatan perjalanan dengan menekankan bahwa situasi di perbatasan antara Israel dan Lebanon sangat tegang. Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly menyatakan warga harus memikirkan keselamatan mereka dan meninggalkan negara itu secepat mungkin.
Makedonia Utara juga telah menginstruksikan warga untuk pergi dengan alasan situasi keamanan di sana kini sedang memburuk. Sebelumnya Kuwait telah melakukan hal serupa sejak 22 Juni, mengingat situasi keamanan yang berlangsung.
Di sisi lain lima negara juga resmi mengeluarkan imbauan larangan perjalanan ke Lebanon. Negara-negara itu antara lain, Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, Irlandia dan Yordania.
Iran Buka Suara
Sementara itu, seorang diplomat senior Iran telah memperingatkan Israel agar tidak melancarkan perang terhadap Lebanon. Ia mengatakan Republik Islam dan semua kelompok perlawanan di Asia Barat akan mendukung gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, jika terjadi agresi militer semacam itu.
Kepala Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran, Kamal Kharrazi, mengatakan kepada surat kabar harian Inggris Financial Times dalam sebuah wawancara bahwa serangan Israel terhadap Lebanon akan memicu perang regional. Di mana Teheran dan semua kekuatan Poros Perlawanan akan mendukung Hizbullah. dengan "segala cara".
"Iran tidak tertarik pada perang regional," katanya seraya mendesak AS untuk memberikan tekanan pada Israel untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
"Semua rakyat Lebanon, negara-negara Arab dan anggota Poros Perlawanan akan mendukung Lebanon melawan Israel," tambahnya ketika ditanya apakah Iran akan mendukung Hizbullag jika konflik besar terjadi.
"Akan ada kemungkinan perluasan perang ke seluruh kawasan, di mana semua negara termasuk Iran akan terlibat," katanya dalam wawancara.
"Dalam situasi seperti itu, kami tidak punya pilihan selain mendukung Hizbullah dengan segala cara."
Hizbullah sendiri telah berjanji untuk mempertahankan serangan balasannya selama rezim Israel melanjutkan perang di Gaza. Mengutip data terbaru Selasa, perang Gaza telah mengakibatkan kematian sedikitnya 37.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan menyebabkan 87.060 lainnya terluka.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siaga Perang Baru Arab Pecah! 7 Negara Minta Warga Pergi-5 Warning
