
Bye Muamalat, BTN (BBTN) Bakal Pilih Victoria Syariah?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) telah menjalani proses due diligence atau uji kelayakan terhadap PT Bank Victoria Syariah (BVS).
Seperti diketahui, BTN membidik bank syariah lain untuk menjadi cangkang sebagai bagian dari proses pelepasan unit usaha syariah (UUS) untuk kemudian berdiri sendiri menjadi bank umum syariah (BUS).
Proses due diligence tersebut ditargetkan selesai bulan lalu atau Juni 2024 dan menyampaikan proposal untuk merger ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada September. , Dengan demikian seluruh proses akuisisi dapat rampung pada Oktober 2024.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, nilai akuisisi BVS mencapai Rp1,7 triliun. Ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan opsi BTN lainnya, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. (BMI) yang dikabarkan mencapai Rp10 triliun.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk awalnya menjadi target utama BTN untuk memisahkan unit syariahnya. Akan tetapi kemudian rencana tersebut dikabarkan batal. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang memberikan pernyataan resmi mengenai hal tersebut.
Gelagat batalnya aksi korporasi tersebut mulai terlihat dari mandeknya proses due diligence. Baik manajemen Muamalat dan BPKH selaku pemegang saham, mengatakan bahwa proses due diligence BTN dan bank syariah tertua di Indonesia itu, yang seharusnya sudah selesai bulan April, masih berjalan.
Mandeknya proses akuisisi Muamalat oleh BTN membuat pintu bank BUMN yang memiliki fokus bisnis ke sektor properti tersebut untuk mengakuisisi BVS terbuka lebih lebar. Pun dari sisi harga, BVS jauh lebih menarik dibandingkan dengan Muamalat.
Lantas seberapa besar BTN Syariah dan BVS bila merger nanti?
Mengutip laporan keuangan BTN per Maret 2024, aset BTN Syariah telah naik 18% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 54,84 triliun. Total aset UUS ini mencapai 12,08% dari keseluruhan aset BTN.
Pembiayaan yang tersalurkan sebesar Rp 39,13 triliun, tumbuh 20% yoy dibanding setahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah juga bertumbuh 20,28% yoy menjadi Rp42,85 triliun.
Rasio pembiayaan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR) BTN Syariah sebesar 91,32% per 2024, menyusut sedikit dari setahun sebelumnya 91,57%.
Sementara itu, aset BVS juga kian meningkat. Berdasarkan laporan bulanan Mei 2024, aset anak usaha PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) itu mencapai Rp 3,12 triliun, naik 36,72% yoy.
Total pembiayaan melesat 61% yoy menjadi sebesar sebesar Rp1,31 triliun per bulan kelima tahun ini. DPK tercatat sebesar Rp1,44 triliun per Mei 2024, naik 44,67% yoy dari setahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun.
Dengan demikian, bila BTN Syariah gabung dengan BVS, asetnya diasumsikan bakal mencapai setidaknya Rp57,96 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2024, Bank Victoria Syariah dikendalikan oleh Suzanna Tanodjo melalui PT Victoria Investama Tbk (80,2%) dan PT Bank Victoria International Tbk (19,8%).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bakal Ada Bank Syariah Besar Baru, BSI: Itu Sparring Partner
