
Indeks Nikkei Turun Usai Yen Jatuh ke Level Terendah Dalam 38 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia beragam, cenderung melemah usai inflasi Korea Selatan sebesar 2,4% untuk bulan Juni, meleset dari ekspektasi sebesar 2,7%.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,41% sementara Topix berbasis luas tetap datar. Kospi Korea Selatan turun 0,22% dan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,39% setelah data inflasi dirilis.
S&P/ASX 200 Australia turun 0,15% di awal perdagangan. S&P/ASX 200 Australia turun 0,15% di awal perdagangan.
Tingkat inflasi tahunan di Korea Selatan semakin melambat menjadi 2,4% pada bulan Juni 2024, dari 2,7% pada bulan sebelumnya dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,7%. Angka ini menunjukkan angka terendah sejak Juli.
Tingkat inflasi naik, namun lebih lambat pada sektor perumahan, listrik, gas dan air (1,2% vs 1,5% pada bulan Mei); makanan dan minuman non-alkohol (3,8% vs 5,1%), transportasi (3,8% vs 3,9%), kesehatan (1,8% vs 2,5%), rekreasi dan budaya (1,5% vs 1,7%).
Di sisi lain, biaya meningkat lebih cepat pada sektor restoran dan hotel (3% vs 2,9%), pakaian dan alas kaki (2,6% vs 2,5%) dan pendidikan (3% vs 2,9%).
Secara bulanan, harga konsumen turun sebesar 0,2%, terendah sejak bulan November, setelah naik tipis sebesar 0,1% pada bulan sebelumnya.
Indeks Nikkei turun dipengaruhi nilai tukar yen yang merosot ke 161,72 per dolar pada hari Senin, yang merupakan nilai terlemah dalam hampir 38 tahun, memperpanjang penurunan yang terutama didorong oleh kesenjangan besar dalam suku bunga antara AS dan Jepang.
Yen diperdagangkan pada 161,55 per dolar di Asia pada hari Selasa dan tenggelam karena penurunan yen yang khawatir bahwa pasangan dolar/yen berisiko intervensi oleh otoritas Jepang.
(ras/ras)
Next Article Bursa Asia Menguat, Nikkei Pimpin dengan Kenaikan 0,76%
