Mulai Diborong Asing, 5 Saham Bank Himbara Bangkit
Jakarta, CNBC Indonesia - Lima saham perbankan BUMN atau bank Himbara terpantau kompak menguat pada perdagangan sesi I Senin (1/7/2024), melanjutkan penguatannya yang sudah terjadi sejak Rabu pekan lalu.
Per pukul 11:18 WIB, dari lima saham bank Himbara tersebut, satu saham berhasil melesat lebih dari 1%, sedangkan empat sisanya menguat kurang dari 1%.
Adapun saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi juaranya, dengan melesat 1,19% ke posisi harga Rp 1.280/unit.
Sedangkan penguatan paling minor dibukukan oleh saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang menguat 0,38% menjadi Rp 2.630/unit.
Berikut pergerakan empat saham bank Himbara pada sesi I hari ini pada pukul pukul 11:18 WIB.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Tabungan Negara (Persero) | BBTN | 1.280 | 1,19% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | 4.690 | 0,64% |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | 4.620 | 0,43% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | 6.175 | 0,41% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 2.630 | 0,38% |
Sumber: RTI
Bergairahnya kembali lima saham bank Himbara terjadi seiring investor asing yang kembali memborong saham tersebut pada perdagangan akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) kembali diborong oleh asing hingga mencapai Rp 766,2 miliar, di susul saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp 196,2 miliar, dan BRIS sebesar Rp 109,3 miliar.
Selain kembali diborong asing, saham bank Himbara kembali bangkit juga seiring positifnya pertumbuhan laba per lima bulan pertama di 2024. Selain itu, investor juga tengah menanti rilis kinerja keuangan semester pertama 2024 di saham bank Himbara tersebut.
Kinerja keuangan perbankan Himbara di semester I-2024 akan menjadi sentimen penting yang memengaruhi pergerakan saham bank-bank besar setelah mengalami tren penurunan panjang sejak pertengahan Maret 2024 lalu.
Diketahui, tiga bank Himbara besar telah merilis laporan keuangan bulanan hingga Mei 2024. Dari sisi perolehan laba sepanjang lima bulan pertama, BBRI tampil menjadi jawara diantara tiga saham bank Himbara lainnya, dengan pertumbuhan sebesar 8,83% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kemudian BMRI meningkat 6,4% (yoy) per Mei lalu. Sedangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) hanya naik 1,51% (yoy).
Di lain sisi, laba bersih BBRI mencapai Rp 21,9 triliun, masih tumbuh meski beban provisinya naik signifikan. Penopangnya, pendapatan operasionalnya naik tinggi, terutama pendapatan non bunga yang mencapai Rp 21,7 triliun, meningkat 38,3%. Pendapatan bunga bersih naik 5,49% menjadi Rp 45,8 triliun.
Sementara beban provisi BBRI mencapai Rp 17,8 triliun, meningkat 31,2% dari lima bulan pertama tahun 2023.
Berikutnya laba bersih BMRI secara bank only dalam lima bulan pertama 2024 sebesar Rp 19,62 triliun, tumbuh 6,4% didorong peningkatan pendapatan operasional dan juga adanya penurunan beban provisi.
Pendapatan bunga bersih BMRI tumbuh sebesar 5,28% menjadi Rp 30,4 triliun. Pendapatan non bunga juga naik sebesar 2,44% menjadi Rp 11,71 triliun, dimana fee based income menyumbang Rp 6,64 triliun atau tumbuh 9,4% secara tahunan.
Adapun, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) BMRI pada lima bulan pertama tahun ini mencapai Rp 4,05 triliun, turun 4,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Adapun, laba BBNI hanya tumbuh tipis menjadi Rp 8,5 triliun. Beban provisi BBRI sejatinya hanya turun 20% menjadi Rp 2,8 triliun dan pendapatan non bunganya tumbuh 14,1% menjadi Rp 8,2 triliun.
Namun, penurunan pendapatan bunga bersihnya sebesar 10% menjadi hanya Rp 15,2 triliun, sehingga menahan laju pertumbuhan labanya.
Dari sisi kredit, tiga bank Himbara besar cukup ekspansif. BMRI menjadi jawaranya dengan outstanding kredit per Mei 2024 tumbuh sebesar 19,39% (yoy). Sedangkan BBRI dan BBNI masing-masing tumbuh 10,68% (yoy) dan 12,61% (yoy).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)