Bos OJK Bicara Soal IHSG Longsor, Ini Katanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi perkembangan IHSG yang sepekan terakhir mengalami penurunan di bawah 7.000 dan kapitalisasi pasar yang stuck di angka Rp 11 triliun. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Inarno Djajadi mengatakan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh faktor fundamental dan sentimen baik di global maupun domestik.
Seperti diketahui, pada akhir perdagangan Jumat pekan kemarin, IHSG berada pada posisi 6897.95, dimana mencatatkan daily return -1.1%, month to date (week to date) -1.04%, year to date -5.15%.
Menurutnya dari sisi fundamental emiten, berdasarkan rilis data keuangan triwulan I 2024, lebih dari 50% emiten kinerjanya menurun dan data agregat profit tercatat turun 10,6% dibandingkan dengan triwulan I 2023.
Sementara, terkait dengan sentimen, beberapa hari yang lalu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyal bahwa kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian yang berpotensi mempengaruhi tekanan terhadap ekonomi dalam negeri.
"Selain itu, Indonesia juga akan menghadapi tantangan imbas dari pelemahan ekonomi negara maju, harga komoditas yang mempengaruhi inflasi, berlanjutnya era suku bunga tinggi serta volatilitas nilai tukar dan risiko konflik geopolitik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6).
Adapun faktor suku bunga tinggi, kata Inarno, baik di global maupun domestik, hal tersebut tentunya akan mempengaruhi akselerasi kinerja emiten di bursa.
Adapun strategi OJK dalam menghadapi situasi saat ini di antaranya, berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Lembaga Pinjaman Simpanan dalam payung KSSK dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan.
Menghimbau kepada para pelaku pasar untuk bersikap rasional serta mempertimbangkan faktor-faktor, baik fundamental maupun sentimen-sentimen dalam penentuan keputusan berinvestasi.
Melakukan close monitoring bersama dengan SRO terhadap transaksi untuk memastikan pasar berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.
Serta, melakukan brainstorming dengan SRO, asosiasi, pelaku pasar untuk mendapatkan insight, masukan, dalam pengembangan kebijakan dan peraturan ke depan.
(ayh/ayh)