
Banyak Analis Rekomendasi Saham BBRI, Cium Bau Cuan Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil ditutup naik Rp 10 (0,23%) ke Rp 4.350 pada perdagangan hari, Rabu (12/6/2024). Meski demikian, secara year to date (ytd) saham BBRI tercatat telah mengalami penurunan hingga 24,02%.
Gerak saham BBRI yang melemah ini berbanding terbalik dengan kinerjanya yang terus tumbuh positif. Melihat kondisi tersebut, para analis saham pun ramai-ramai merekomendasi beli saham BBRI. Terlebih saham BBRI sudah tercatat murah.
"Karena prospeknya masih baik apalagi untuk jangka panjang," kata Analis sekaligus Praktisi Pasar Modal Hans Kwee kepada CNBC Indonesia.
Hal serupa juga dikatakan Analis RHB Sekuritas, Andrey Wijaya, dan David Chong dalam risetnya yang dipublikasikan pada Selasa (11/6/2024).
Keduanya bahkan menilai potensi kenaikan harga saham BBRI ke depan bakal lebih besar karena risikonya sudah diperhitungkan.
Berdasarkan laporan keuangan, BRI berhasil mencatat peningkatan pertumbuhan laba tercepat di sepanjang empat bulan pertama tahun 2024, sekaligus menjadi yang tertinggi diantara perbankan Big Caps sejenis lainnya.
Perolehan laba BBRI untuk kinerja Januari sampai April (4M24) (Bank Only) tercatat meningkat 4,5% secara tahunan (year on year/yoy) yang didorong oleh pertumbuhan pinjaman yang kuat, dan efektivitas biaya kredit (Cost of Credit/CoC).
Pertumbuhan pinjaman berhasil tumbuh 12% yoy pada April, angka ini juga meninggi dibandingkan dengan Maret kemarin yang hanya meningkat 10,9% yoy.
Andrey dan David menyoroti perihal pencapaian kinerja bank pelat merah BBRI yang menarik, ia menyebut pertumbuhan tersebut merupakan yang tercepat di sektor ini.
"CoC 4M24 turun menjadi 3,7% (3M24; 3,8%), dengan ekspektasi akan turun di bawah 3% untuk sepanjang tahun. Rasio CASA dan LDR tetap stabil," papar mereka dalam risetnya.
Laba empat bulan pertama tahun 2024 yang meningkat 4,5% tersebut juga sesuai dengan ekspektasi analis. Setara dengan 28% dari perkiraan untuk di sepanjang tahun.
Atas dasar potensi yang amat menarik tersebut, RHB Sekuritas mempertahankan dan menegaskan rekomendasi Buy/Beli saham BBRI dengan target harga dapat mencapai Rp 6.300/saham dengan potensi kenaikan 40%, sejalan dengan kinerja yang amat baik.
Di sisi lain, sebanyak 33 analis kompak merekomendasikan Buy, Beli saham BBRI berdasarkan konsensus Bloomberg. Sementara tidak ada satupun analis rekomendasikan Sell.
Seluruhnya kompak menyematkan rating Buy. Konsensus Bloomberg menghasilkan target harga potensial Rp 6.105/saham untuk 12 bulan ke depan.
Terbaru, Jayden Vantarakis, Analis Macquarie memberikan rekomendasi buy dengan target harga dapat mencapai Rp 6.630/saham. Lebih optimis, Erni M. Siahaan, Analis Ciptadana Sekuritas memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 7.000/saham.
Peluang tersebut nampaknya dimanfaatkan betul oleh Direksi BRI. Dengan optimisme tinggi akan kinerja BBRI yang terus tumbuh, para Direksi BRI mulai mengakumulasi saham BBRI.
Hal ini terlihat dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/6/2024). Di mana tercatat ada tiga direktur BRI, yang berburu saham perusahaan dengan nilai beragam. Diantaranya Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu dan Direktur Bisnis Mikro Supari.
Secara rinci diketahui, pada 7 Juni 2024 tercatat Catur Budi Harto membeli 230.000 saham BBRI, sehingga kepemilikan sahamnya saat ini sebanyak 4.045.557 saham.
Sementara pada tanggal yang sama, yakni 7 Juni 2024 Viviana juga membeli 280.000 saham BBRI sehingga saat ini Viviana memiliki 3.659.500 saham BBRI.
Berselang 3 hari, tepatnya 10 Juni 2024 Supari pun ikut membeli 213.300 saham BBRI, yang membuat Supari saat ini memiliki 4.970.914 saham BBRI.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BRI Melesat di Tengah Gejolak Ekonomi, Cetak Laba Hampir Rp30 T