
BUMN Farmasi Bermasalah, Tangan Kanan Erick Thohir Buka Penyebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan BUMN di sektor kesehatan kini menjadi sorotan karena kinerja keuangannya yang kurang sehat seperti PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) dan PT Indofarma Tbk. (INAF).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan, saat ini Kementerian BUMN memang tengah berbenah dalam memperbaiki kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah. Sehingga, pihaknya meminta pihak terkait seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengaudit laporan keuangan BUMN yang kurang sehat.
"Justru sekarang kita lakukan yang namanya bersih-bersih BUMN. Kan seperti yang saya katakan kemarin mengenai Indofarma, itu kan pertama kita, kita minta ke BPK coba diaudit, hasilnya seperti kemarin. Jadi kita tahu, ada pinjol atau semua, tahu kita, cucunya BUMN," ujarnya saat di temui di gedung Pegadaian Jakarta, Rabu (5/6).
Arya menjelaskan, persoalan yang membebani Kimia Farma yaitu berasal dari anak dan cucu perusahaan. Ia mengaku, pengawasan terhadap perusahaan BUMN sendiri sudah baik.
"Karena kan cucunya. Kita BUMN kan sudah di BUMN-nya," imbuhnya.
Ia melanjutkan, adanya temuan indikasi rekayasa laporan keuangan di Kimia Farma juga sedang ditelusuri. "Temuannya ada, tinggal diproses saja," ucapnya.
"Kalau INAF itu kan memang hilang uangnya diambil. Kalau ini [Kimia Farma] dia rekayasa, menggelembungkan, misalnya, distribusi-distribusi dan sebagainya. Seakan-akan kayak penjualan semuanya bagus, padahal tidak. Anaknya di KAEF," ungkapnya.
Selain itu, Arya menambahkan, persoalan di Kimia Farma juga berasal dari banyaknya jumlah pabrik sehingga tidak efisien yang membebani keuangan perseroan.
"Disamping itu, KAEF juga ada problem dipabriknya. Kebanyak pabrik, nggak efisien. Makanya dari 10 pabrik, bakal hanya tinggal 5 pabrik yang akan dikelola," pungkasnya.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anak Buah Erick Thohir Ungkap Ada Masalah Ini di Kimia Farma (KAEF)
