Era Suku Bunga Tinggi Bakal Lama, Bos BSI Siapkan Strategi Ini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Selasa, 30/04/2024 12:01 WIB
Foto: Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery Gunardi dalam acara Awarding Talenta Wirausaha BSI dan BSI Aceh Muslimpreneur di Pos Bloc, Pasar Baru, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bankir menilai ketidakpastian ekonomi masih terjadi sepanjang kuartal 1 2024. Bahkan, penurunan suku bunga Fed Fund Rate diprediksi baru terjadi pada kuartal 4 tahun 2024.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI (BRIS) Hery Gunardi mengatakan, suku bunga The Fed masih akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal ini dipantik sejumlah sentimen global.

"Fed rate ini masih ada di 5,25-5,5%. Pelaku pasar prediksi penurnan paling cepat di kuartal 4-2024, sekitar November dan Desember," ungkap Hery pada paparannya di Konferensi Press Kinerja Triwulan 1/2024, virtual, Selasa, (30/4/2024).


Meski demikian, Hery menilai perekonomian Indonesia cukup resilien. Hal ini bisa dilihat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang lebih baik dibanding Vietnam dan Thailand. Diketahui, rupiah melemah terhadap dolar sebanyak 3,01% year to date (ytd). Di sisi lain, inflasi pun masih terjaga di level 3,05%.

Meski begitu, Hery Gunardi melihat peningkatan BI Rate menjadi 6,25% adalah hal yang tak terhindarkan. Meski demikian, ia mantap bahwa dampak kenaikan suku bunga ini tak serta merta berdampak pada tingkat suku bunga Dana Pihak Ketiganya (DPK).

"Peningkatan suku bunga ini ikut mengerek tingkat suku bunga DPK di perbankan, Tapi biasanya yang langsung terdampak itu deposito," ujarnya.

BSI pun percaya diri bahwa dana murahnya cukup kuat dengan nominal lebih dari Rp 120 triliun. Sehingga, ini menjadi modal dasarnya untuk terus mendukung pertumbuhan dari dana murah.

"Dari DPK, kita ingin tingkatkan low cost fund dari tabungan dan giro, dengan memperbaiki infrastruktur funding, dalam hal ni terkait payment mobile banking, QRIS dll itu jadi bagian untuk dukung pertumbuhan DPK," jelasnya.


(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Beda Arah "Jurus" Bank Sentral Dunia Atasi Ketidakpastian Dunia