Segini Modal Asing Kabur dari RI Saat Sidang Sengketa Pilpres
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kian melemah hingga ke level Rp 15.900 per dolar AS. Kondisi ini terjadi di tengah besarnya aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan Indonesia.
"Rupiah melemah karena permintaan dolar tinggi untuk impor BBM, maupun hot money outflow, serta permintaan dolar domestik meningkat saat ada musim pembagian dividen," ucap Global Markets Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto kepada CNBC Indonesia, Senin (1/4/2024).
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, pada pekan lalu aliran modal asing memang keluar banyak dari Indonesia. Berdasarkan data transaksi 25 - 27 Maret 2024, non residen di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 1,36 triliun.
Aliran modal asing yang keluar sebesar Rp 1,36 triliun sepekan lalu terdiri dari aliran modal asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp 1,59 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 740 miliar. Sementara itu, di pasar surat berharga negara (SBN) masih ada aliran modal asing masuk sebesar Rp 970 miliar.
Adapun sepanjang tahun ini, berdasarkan data setelmen sampai dengan 27 Maret 2024, non residen jual neto Rp 33,31 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 28,90 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 20,05 triliun di SRBI. Dengan begitu, aliran modal asing yang keluar sepanjang tahun berjalan masih terjadi di pasar saham.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ucap Asisten gubernur BI Erwin Haryono.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah menjadi mata uang yang ambruk paling signifikan yakni sebesar 0,38% dibanding negara-negara Asia per pukul 09.47 WIB. Posisi kedua diikuti oleh won Korea Selatan dan yuan China yang masing-masing turun sebesar 0,11%.
Sementara mata uang negara tetangga lainnya justru mengalami penguatan terhadap dolar AS, seperti baht Thailand yang mengalami apresiasi sebesar 0,08% hingga peso Filipina yang naik tipis 0,05%.
(arm/mij)