Investor Rusuh Tarik Dana di Kucoin, Kripto Kompak Berdarah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto turun hari ini (28/3/2024) di tengah masalah crypto exchange Kucoin dan berujung pada penarikan secara masif.

Merujuk dari CoinMarketCap pada Kamis (28/3/2024) pukul 08:36 WIB, pasar kripto cenderung bergerak melemah. Bitcoin turun 1,43% ke US$69.526,96 sementara secara mingguan berada di zona positif 2,53%.

Ethereum berada di zona merah 2,97% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan turun 0,3%

Solana ambruk 3,48% secara harian dan secara mingguan mengalami depresiasi 4,23%.

Begitu pula Cardano yang melemah 3,64% dalam 24 jam terakhir meskipun dalam tujuh hari terakhir merangkak naik 0,62%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 1,93% ke angka 2.869,2. Open interest terdepresiasi 0,84% di angka US$77,56 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 81 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase sangat optimis dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Penurunan kripto hari ini terjadi bersamaan dengan penarikan besar-besaran terhadap crypto exchange Kucoin.

Sebagai informasi, Departemen Kehakiman AS pada hari Selasa menjatuhkan tuduhan bahwa Kucoin memfasilitasi kegiatan kriminal.

Kucoin, yang disebut-sebut sebagai derivatif kripto terbesar keempat dan bursa spot terbesar kelima, didakwa pada hari Selasa bersama pendirinya, Chun Gan dan Ke Tang, karena "bersekongkol untuk menjalankan bisnis pengiriman uang tanpa izin dan berkonspirasi untuk melanggar Undang-Undang Kerahasiaan Bank," sebagai diumumkan oleh Kantor Kejaksaan AS.

Tuduhan tersebut telah mengirimkan gelombang kejutan melalui komunitas kripto karena 30 juta pertukaran pelanggan telah melihat penarikan senilai sekitar US$500 juta di jaringan Ethereum (ETH), menurut data dari Spot on Chain.

Data dari Oxscope memperkirakan total arus keluar bersih dari bursa sebesar US$1,19 miliar dalam 24 jam terakhir, dengan sekitar US$4,02 miliar aset masih dalam pengawasannya.

CNBC INDONESIA RESEARCH