Breaking! Prabowo Menang Rupiah Perkasa, Dolar Dipukul ke Rp15.600

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
21 March 2024 09:13
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal perdagangan hari ini, rupiah dibuka melonjak pasca Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Pada pembukaan perdagangan Kamis (21/3/2024), rupiah dibuka melonjak terhadap dolar AS di posisi Rp15.650/US$1 atau menguat 0,38%. Kini rupiah berhasil kembali ke level psikologis Rp15.600/US$1.

Sementara melansir dari data Refinitiv, rupiah ditutup stagnan atau tidak berubah pada perdagangan Rabu (20/3/2024) di posisi Rp15.710/US$1.

Pergerakan rupiah hari ini berpotensi menguat dalam melawan dolar AS. Pasalnya pada dini hari waktu Indonesia, investor mendapatkan kabar yang cukup melegakan. The Federal Reverse (The Fed) Amerika Serikat (AS) kembali menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% untuk kelima kalinya secara beruntun. Hal ini menyurutkan ketidakpastian investor terhadap the Fed.

The Fed juga menegaskan jika mereka akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan. Keputusan The Fed untuk menahan suku bunga ini sudah diekspektasi pelaku pasar.

The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.

The Fed menegaskan jika mereka mempertimbangkan penyesuaian suku bunga dengan menghitung data-data di masa mendatang.

Selain itu, keputusan Bank Indonesia (BI) kemarin juga dapat memberi angin segar bagi pergerakan rupiah hari ini.

Dewan Gubernur Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,00%. Seiring dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% itu karena fokus kebijakan moneter BI saat ini pada stabilitas makro atau pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Meski begitu, kebijakan ini diiringi dengan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi atau pro-growth demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


CNBC Indonesia Research

[email protected]


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Lesu Jelang Keputusan The Fed, Dolar Jadi Rp 15.600

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular