Emiten Sejuta Umat GOTO Rugi Rp 90 T hingga Saham Anjlok 9,72%

Tasya Natalia & Romys Binekasri & Feri Sandria, CNBC Indonesia
21 March 2024 06:45
Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)
Foto: Pencatatan Perdana Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4/2022). (dok. GoTo)

GOTO untuk pertama kalinya berhasil mencapai level profitabilitas setelah 14 tahun beroperasi. Berkat pencapaian pada kuartal IV, sepanjang 2023 GOTO dapat memperbaiki kinerja secara signifikan dengan EBITDA yang disesuaikan setahun penuh minus Rp3,67 triliun, jauh lebih rendah dari setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp16,01 triliun.

Dalam rilis resminya, GOTO mengungkapkan bahwa EBITDA yang disesuaikan atau Adjusted EBITDA pada dasarnya adalah ukuran keuangan non Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Ukuran ini memiliki komponen rugi sebelum pajak penghasilan dan menyesuaikan untuk beban penyusutan dan amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, hingga perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.

Adjusted EBITDA merupakan salah satu parameter profitabilitas dari emiten startup karena merupakan suatu proxy paling dekat dengan operating cash flow atau arus kas operasional. Pencapaian GOTO tersebut inline dengan prediksi sejumlah analis bahwa GOTO bisa mencapai level adjusted EBITDA positif tanpa harus membutuhkan suntikan modal lagi.

Adapun GOTO tercatat memangkas rugi operasional hingga 66,11% sepanjang tahun lalu, menjadi Rp 10,28 triliun, dari tahun sebelumnya rugi usaha Rp 30,33 triliun.

Penurunan rugi operasional ini salah satunya terpengaruh oleh penurunan beban perusahaan. Beban penjualan dan pemasaran tahun lalu turun hingga 54,35% menjadi Rp 6,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 14,09 triliun.

Pos beban umum dan administrasi juga dipangkas 56% menjadi Rp 5,65 triliun dari tahun sebelumnya Rp 12,71 triliun dan beban pengembangan produk pun turun 24% menjadi Rp 3,52 triliun dari sebelumnya Rp 4,64 triliun.

Beban penyusutan dan amortisasi juga turun 8,2% menjadi Rp 2,67 triliun dari sebelumnya Rp 2,91 triliun dan beban operasional dan pendukung turun 8% menjadi Rp 1,71 triliun dari sebelumnya Rp 1,85 triliun. Biaya iklan dan pemasaran juga turun 54% menjadi Rp 1,99 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,28 triliun.

Sementara itu, GOTO mampu mencatatkan pendapatan bersih naik sebesar 30% menjadi Rp 14,79 triliun di 2023 dari Rp 11,35 triliun di 2022.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo menjelaskan, beban insentif secara Grup GoTo pada Q4-2023 turun 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu berkontribusi pada penurunan 38% untuk full year 2023.

Sedangkan biaya kas operasional rutin (cash recurring fixed costs) pada Q4-2023 juga turun 39% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan setahun penuh turun 19% sehingga berdampak pada perbaikan pada rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 12,3 triliun.

(mkh/mkh)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular