
Ada Isu Resesi Global, Ini Hasil Stress Test Bank di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi global belum baik-baik saja. Hal ini ditenggarai oleh kondisi sejumlah negara yang telah jatuh ke dalam jurang resesi.
Beberapa negara tersebut tercatat sebagai anggota G20 atau 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia. Sementara itu, sejumlah negara juga sudah berada di tepi jurang resesi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa hasil uji stres atau stress test menunjukkan ketahanan bank di dalam negeri masih kuat. "Hasil stress test BI menujukkan ketahanan bank tetap kuat dalam menghadapi risiko ketidakpastian ke depan," katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI Februari 2024, Rabu (21/2/2024).
Adapun per Januari 2024 BI mencatat pertumbuhan kredit terbilang tinggi. dana yang disalurkan bank kepada pihak ketiga tumbuh 11,83% secara tahunan (yoy) per Januari 2024.
Penyaluran kredit bank ditopang oleh permintaan yang kuat. Selain itu, dari sisi penawaran, bank disokong oleh permodalan yang dan likuiditas yang memadai.
"Dari sisi penawaran perbankan, kapasitas permodalan dan likuiditas yang memadai turut menopang kredit. Didukung pula kebijakan insentif KLM [Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial], khususnya bagi bank-bank yang salurkan kredit ke sektor prioritas," katanya.
Berdasarkan jenisnya, pembiayaan didorong oleh kinerja korporasi. Kredit investasi dan modal kerja, masing-masing, naik 13,39% yoy dan 12,26% yoy. Pada periode yang sama kredit konsumsi dan UMKM, masing-masing, naik 9,64% yoy dan 8,97% yoy.
Bank, kata Perry, memiliki prefrensi penyaluran kredit sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pada awal tahun ini, sektor yang menunjukkan permintaan kuat adalah perdagangan, industri, jasa usaha, dan konsumsi.
Penyaluran kredit tahun ini juga ditopang oleh rasio kredit bermasalah yang terbilang rendah, yakni gross 2,92% dan net 0,71%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) bank per Januari 2024 naik 5,98% yoy. Bank saat ini menerapkan strategi realokasi alat likuiditas dari surat berharga dan penguatan sumber dana non-DPK.
Berdasarkan catatan BI, rasio alat likuiditas terhadap DPK (AL/DPK) per Januari 2024 naik menjadi 27,78%.
Pada tahun ini, BI menargetkan pertumbuhan kredit 2024 tumbuh 10%-12% secara tahunan. Optimistis Bank Indonesia ini didukung oleh rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang terbilang tinggi, yakni 27,66% per Desember 2023.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Risiko Ekonomi Melambat, Bankir Perketat Penyaluran Kredit