Kabar Terbaru dari BBNI Soal Lepas Saham BRIS

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
21 February 2024 09:55
Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana nasabah saat menunggu layanan di Bank BSI di Kantor Cabang BSI Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memberikan kabar terbaru mengenai rencana melepas kepemilikan saham atau divestasi saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan pihaknya selaku pemegang saham BRIS masih mengkaji proses tersebut. Ia juga tidak menutup kemungkinan adanya investor strategis yang masuk.

"BRIS kan bagus, kita dukung BRIS bertumbuh [dan berkinerja] bagus. Kalau ada strategi investor silakan saja," ujar Royke selepas Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024, Hotel St. Regist, Selasa (20/2/2024).

Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama BSI Hery Gunardi sebelumnya mengatakan para pemegang saham saat ini sedang mengkaji terkait rencana tersebut. Dia mengaku pihaknya sebagai management siap menjalankan apa yang akan diputuskan oleh para pemegang saham terkait rencana investor strategis BSI.

"Sebetulnya pemegang saham sudah punya pertimbangan apakah strategic investor [masuk] ataupun pola yang lain itu memang sedang dikaji lebih jauh," ujar Hery saat Paparan Kinerja Keuangan BSI 2023 secara virtual, Kamis (1/2/2024) lalu.

Ia kemudian menyampaikan kondisi market terutama perbankan syariah dengan hadirnya BSI, telah menambah wacana dan nuansa baru. Hery mengatakan Indonesia dengan keberadaan BSI, "dilihat beda dalam mengelola bank syariah yang govern, risk managementnya kita jaga" yang menghasilkan hasil yang baik.

"Kalau kita lihat apresiasi dari investor dari analis dan para pemegang saham harga sangat positif. Beberapa hari belakangan ini harga saham kita terus naik, dan market capitalization kita sekarang udah tembus lebih dari Rp107 triliun dan menunjukan ini bagian dari kepercayaan," paparnya.

Lebih lanjut, Hery mengatakan sebagai perbankan yang sedang berkembang, perseroan tidak pernah menutup peluang untuk berekspansi tergantung kebutuhan dan situasi yang ada. Namun, di samping agresif dalam melakukan ekspansi, Hery menyebut penting untuk mengelola modal dan ketersediaan dana dengan optimal.

"Pertumbuhan memang harus di-drive dari dua sisi, organik dan non-organic. Di BSI sendiri pertumbuhan organik sangat masif, tercermin dari capaian yang rerata dobel digit, ini menunjukkan upside dari pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia ini sangat lebar," katanya.

Oleh karena itu, untuk saat ini perseroan akan menggunakan kelebihannya, terlebih BSI belum memiliki kompetitor di industri perbankan syariah, untuk mengkaji dan mencari peluang bisnis demi terus menumbuhkan kinerja.

Berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI per 31 Januari 2024, terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menggenggam 51,47% saham, kemudian diikuti BNI sebesar 23,24%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencapai 15,38%.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BNI (BBNI) Bakal Lanjut Divestasi Saham BSI (BRIS), Duitnya Buat Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular