
Bos BNI (BBNI) Blak-Blakan Soal Rencana Divestasi BSI (BRIS)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memberikan penjelasan terkait rencananya terhadap divestasi saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan pihaknya bakal melepas saham BRIS sedikit demi sedikit guna menambah modal untuk ekspansi anak usahanya.
Ketika disinggung oleh Komisi VI soal hal itu, Royke kemudian menjelaskan lebih lanjut kepada awak media bahwa pihaknya memang belum tentu melepas saham BRIS. Ia juga mengatakan BNI pasti meminta izin terlebih dahulu jika ingin melakukan aksi korporasi tersebut.
"Saya bilang ya kita belum tentu [dijual], kalau ada opportunity paling kita harus ada proses izin dulu, masuk di RBB, izin keterbukaan informasi. Jadi nggak mungkin aku sembarangan main jual saham perusahaan kan nggak," ujarnya di Gedung DPR, Senin (8/7/2024).
Royke juga menjelaskan bahwa bila ada rencana divestasi, maka selalu ada porsi berimbang kepada anak perusahaan.
"Kan selalu ada imbangannya. Kalau pengen ada yang dilepas, pasti ngimbangin ke anak perusahaan lain modal. Namanya situasi ekonomi lagi kayak kemaren butuh capital yang gede, BNI Life, yang lain. Tapi kita juga belum ada satu putusan yang final mau jual atau nggak," terang Royke
"Kalau mau jual [saham BRIS] pun itu harus jadi modal, masukin lagi ke perusahaan. Kan bukan untuk laba. Bukan kepentingan dapetin laba, orang perusahaan masih untung kok."
Pekan lalu, Royke mengatakan pihaknya bakal melepas saham BRIS sedikit demi sedikit jika membutuhkan modal untuk ekspansi BNI Life atau pun BNI Asset Management. Namun, bank pelat merah itu tetap ingin mempertahankan sebagian kepemilikan sahamnya di BRIS. Royke juga mengatakan bahwa modal BNI saat ini masih memadai.
"Jika kami butuh modal untuk yang lain kami pasti jual sebagian-sebagian," kata Royke saat ditemui CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (5/7/2024).
Pada keterbukaan informasi, BNI menyatakan, selaku pemegang saham pengendali BRIS selalu berkomitmen untuk dapat berkontribusi terhadap pengembangan BSI dan industri syariah termasuk melalui pelaksanaan aksi korporasi.
"Dalam hal Perseroan akan melakukan aksi korporasi, maka Perseroan sebagai perusahaan terbuka akan melaksanakan prosesnya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan akan tunduk pada ketentuan dan/atau peraturan yang berlaku termasuk pelaksanaan keterbukaan informasi," ujar Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (11/7/2024).
Berdasarkan data RTI Business, komposisi pemegang saham BSI terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang menggenggam 51,47% saham, kemudian diikuti BNI sebesar 23,24%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencapai 15,38%.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan, BRI dan BNI akan keluar secara perlahan dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Sementara Bank Mandiri tetap akan menjadi pemegang saham pengendali.
Dia berharap investor baru nantinya bisa menjadikan BSI sebagai bank syariah yang bertumbuh secara global. Sebagaimana diketahui, BUMN kini tengah berusaha untuk mendapatkan investor strategis dari Timur Tengah untuk BRIS. Namun hingga kini kabar mengenai investor strategis BSI masih belum terungkap. Pasalnya belum ada tanda-tanda kesepakatan dari BRIS maupun investor strategis Timur Tengah.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru dari BBNI Soal Lepas Saham BRIS