Bursa Bidik Transaksi EBUS Tembus Rp 140 T Tahun Ini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Senin, 19/02/2024 14:50 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) di Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai Rp140 triliun pada 2024.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra mengatakan, target Rp140 triliun tersebut dikontribusikan oleh pelaku pasar goverment bond fixed rate dan variable rate.


"Peningkatan 2024 cukup signifikan , year to date (ytd) RNTH kita 16 Februari adalah Rp 1,63 triliun per harinya. Dengan total transaksi Rp32 triliun sampai dengan 16 Februari 2023," ungkap Firza dalam konferensi pers BEI, di Jakarta, pada Senin, (19/2/2024).

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan pihaknya menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan jumlah transaksi tersebut.

Dalam jangka pendek, kita melakukan sosialisasi, diskusi, dengan para pengguna dan calon pengguna untuk mengajak pengguna untuk bisa berpartisipasi,

"Hal yang lebih strategis adalah akan berdiskusi dengan arah pengambil kebijakan bagaimana SPPA punya peran yang strategis terkait pelaporannya untuk menempatkan SPPA menjadi hanya untuk seluruh transaksi EBUS dan juga REPO," tutur Jeffrey.

Oleh karena itu, BEI memberlakukan perubahan peraturan perdagangan efek melalui SPPA yang telah disesuaikan bersamaan dengan peluncuran versi baru SPPA. Pada SPPA versi baru ini terdapat peningkatan kapabilitas sistem, serta penambahan fitur agar proses perdagangan menjadi lebih akurat dan efektif bagi para pengguna jasa.

Peningkatan kapabilitas SPPA kali ini mencakup penyediaan pengaturan batasan nilai minimum trading limit (enhanced counter party limit) dan acuan harga perdagangan.

Selain itu, peraturan baru mencakup koreksi dan pembatalan transaksi yang dilakukan langsung melalui SPPA, sekaligus penyempurnaan rekaman aktivitas transaksi yang lebih komprehensif dan dapat terintegrasi dengan sistem administrasi serta dealer system pengguna jasa SPPA.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi