Cerita Perusahaan Terbesar di Dunia Tebar Dividen Malah Jadi Petaka

MFakhriansyah, CNBC Indonesia
20 February 2024 10:35
VOC
Foto: VOC

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketika memutuskan untuk menjual saham ke publik atau Initial Public Offering (IPO) pada Agustus 1602, banyak orang percaya Kongsi Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC) bakal jadi perusahaan terbesar di dunia. 

Pasalnya, bisnis VOC bergerak di perdagangan rempah-rempah yang jadi komoditas paling dicari di bumi. Atas dasar ini, Lodewijk Petram dalam The World's First Stock Exchange (2011) menyebut, pada tahap awal penjualan sudah ada 1.143 orang yang menaruh uang sebagai modal awal VOC di Bursa Efek Amsterdam. 

Tentu angka itu tergolong sangat besar. Terlebih, IPO VOC jadi yang pertama di dunia. Dari IPO tersebut lantas kepercayaan ihwal kejayaan VOC terbukti.

Dalam kurun waktu 10 tahun, pendapatan VOC meroket berkat berhasil mengeruk sumber daya alam dari bumi Indonesia. Bahkan, selama hampir 2 abad berdiri, VOC menjelma menjadi perusahaan terbesar di dunia. Kita juga tahu perusahaan tersebut tak hanya berdagang, tetapi juga punya kuasa untuk memerintah.

Tentu saja sebagai emiten yang punya pencapaian luar biasa, VOC memiliki kewajiban menebar dividen kepada para investor. Dividen pertama VOC terjadi 8 tahun setelah IPO atau pada April 1610. Herald van der Linde dalam Asia's Stock Markets (2022) mencatat, para investor diberi dividen 75% dari nilai nominal penjualan pertama saham.

Hanya saja bentuk dividen VOC tidak seperti masa kini yang berupa uang tunai atau saham, tetapi bumbu dapur alias rempah-rempah.

"Bentuk dividen yang sering kali dibayar adalah karung berisi lada, pala, atau rempah-rempah lain," tulis Herald.

Lebih lanjut, Herald juga mencatat biasanya dalam satu karung terdapat variasi rempah-rempah. Namun, ada pula yang 50%-nya berbentuk lada. Meski begitu, jangan anggap remeh dividen VOC yang hanya sekedar bumbu dapur.

Perlu diingat, bumbu dapur atau rempah-rempah adalah komoditas perdagangan utama di dunia yang dijual dengan harga fantastis. Siapa pun memilikinya sudah pasti dia bakal kaya raya. Begitu juga para investor VOC. 

Akan tetapi, keputusan VOC membagikan dividen pakai bumbu dapur mengundang malapetaka. Keberadaan tanaman hasil dividen ternyata malah mengacaukan harga pasar di Amsterdam. Rupanya mayoritas investor juga menjual bumbu-bumbu tersebut, sehingga terjadi persaingan harga. 

"Banyaknya lada secara tiba-tiba membuat harga rempah-rempah anjlok di seluruh Amsterdam," kata Herald van der Linde.

Beranjak dari kejadian itu direksi VOC mengubah bentuk dividen tak hanya berupa bumbu dapur, tetapi juga uang tunai. Perubahan ini baru terjadi sejak 1623. Setelahnya, VOC membagikan dividen tiap 2-6 tahun sekali. 


(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asisten Rumah Tangga Pakai Gaji Buat Beli Saham, Tak Disangka Malah...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular