Prabowo Menang Quick Count, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
15 February 2024 08:29
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) bakal diadu oleh dua sentimen yakni dari hasil pemenangan Prabowo-Gibran dari quick count Pemilu 2024 dan hasil inflasi AS yang meleset dari perkiraan.

Melansir data Refinitiv, pada Selasa (13/2/2024) gerak rupiah cenderung stagnan dibandingkan hari sebelumnya di posisi RpRp 15.590/US$.

Gerak pasar keuangan hari ini terutama akan dipengaruhi hasil penghitungan cepat atau quick count dari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 untuk Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang telah usai dilaksanakan, kemarin Rabu (14/2/2024).

Pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Indonesia telah dilakukan di 820.161 TPS dalam negeri dan 3.059 TPS di luar negeri dengan jumlah yang menggunakan hak suara sebesar 204,8 juta jiwa.

Hasil hitung cepat atau quick count menunjukkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul jauh dari pesaingnya. Kini masyarakat Indonesia tengah menanti hasil akhir dari penghitungan suara yang ada di seluruh wilayah Indonesia untuk menentukan siapa yang akan menggantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk periode 2024-2029.

Namun, ada sentimen dari inflasi AS yang meleset dari perkiraan potensi bisa menekan rupiah. Diketahui data inflasi AS telah dirilis pada Selasa (13/2/2024).

Inflasi AS menembus 3,1% (year on year/yoy) pada Januari 2024. Inflasi hanya melandai tipis dibandingkan Desember 2023 yang ada di angka 3,4%. Inflasi bahkan jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan di angka 2,9%.

Secara bulanan, inflasi bahkan meningkat 0,3% pada Januari 2024, dari 0,2% pada Desember 2023. Inflasi melonjak karena kenaikan harga di sektor perumahan dan makanan.

Inflasi inti yang tidak menghitung energi dan makanan mencapai 3,9% (yoy) pada Januari 2024 atau sama dengan Desember 2023.

Inflasi AS yang masih panas ini membuat pelaku pasar semakin pesimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah cenderung mulai bergerak sideways setelah mengalami penguatan dalam beberapa hari. Jika ada pelemahan atau pembalikan arah, pelaku pasar bisa mencermati posisi resistance terdekat di posisi Rp15.600/US$. Posisi ini didasarkan dari level psikologis terdekat sekaligus bertepatan dengan garis rata-rata selama 50 jam atau moving average (MA) 50. 

Sementara untuk potensi penguatan, pelaku pasar bisa mencermati garis support terdekat di Rp15.540/US$. Angka ini didapatkan dari garis horizontal yang sempat diuji secara intraday pada low candle 11 Januari 2024. 

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indek Dolar Melesat, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular