Bos BNI Blak-blakan Soal Kiamat ATM & Kantor Cabang, Ungkap Hal Ini

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
12 January 2024 08:35
Direktur Networks & Services BNI, Ronny Venir. (CNBC Indonesia)
Foto: Direktur Networks & Services BNI, Ronny Venir. (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan menguatnya tren transformasi digital, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan jumlah kantor cabang perbankan dan ribuan mesin ATM yang diganti dengan mesin baru yang lebih canggih. Per September 2023 terjadi penyusutan jumlah kantor perbankan 3,63% (yoy) menjadi 24.459 unit kantor, sementara itu BNI juga telah mengganti 2.735 mesin ATM diganti dengan cash recycling machine (CRM).

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mengalami hal tersebut. Direktur Networks & Services BNI, Ronny Venir mengatakan rasionalisasi jumlah kantor cabang juga terjadi di bank pelat merah tersebut.

Namun, menurutnya hal itu terjadi karena situasi pasar. Seperti bagaimana pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat menjadi serba mengandalkan teknologi digital.

"Begitu juga di dunia perbankan, banyak sekali transaksi-transaksi yang sekarang ini di zaman seperti sekarang, zaman now, dilakukan bisa tidak harus dilakukan di cabang tetapi banyak dilakukan digital,dengan beberapa aplikasi atau sistem yang dimiliki oleh masing-masing perbankan," kata Ronny di Power Lunch CNBC Indonesia, Kamis (12/1/2024).

Ia mengatakan, di BNI sendiri pada tahun 2022 dan 2023, jumlah transaksi yang dilakukan di cabang hanya 1,64% dari total keseluruhan volume transaksi. Lantas, hampir 99% transaksi di BNI mengandalkan platform digital. Ronny mengatakan transaksi perbankan lewat platform digital itu meliputi transfer, beli pulsa, bayar pajak dan lain-lain.

"Sehingga mau nggak mau kita juga tentunya berpikiran akan bagaimana cara men-shifting transaksi ini, kondisi ini ke depannya," ujarnya.

Tapi, kata Ronny, bagaimanapun juga keberadaan kantor cabang itu tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Sebab, masih banyak nasabah yang perlu bertransaksi lewat kantor cabang.

BNI pun tetap mempertahankan sejumlah besar keberadaan kantor cabangnya. Di samping itu, bank pelat merah itu melakukan beberapa transformasi atau reformat outlet di kantor-kantor cabag yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.

Ronny menjelaskan rasionalisasi kantor cabang BNI tidak mengurangi cakupan area dari layanan perbankan.

"Sehingga yang tadinya misalkan satu area di situ ada tiga outlet atau tiga cabang, mungkin sekarang ini cukup dengan dua outlet. Tetapi yang, karena yang lainnya, bisa dilakukan dengan mesin-mesin elektronik kami yang ada tersebar di daerah tersebut. Jadi secara layanan, itu tidak mengurangi dari layanan kepada customer kami," tandasnya.

Ke depannya, Ronny membenarkan BNI akan lebih fokus ke layanan digital ketimbang layanan fisik di kantor cabang. Menurutnya, adalah suatu keharusan untuk memperbaiki layanan digital agar nasabah dapat bertransaksi dengan aman, simple, dan nyaman.

"Ketika platform-platform ini dibikin sesimple mungkin dan semudah mungkin, ada hal yang harus kita perhatikan. Bahwa kita harus memastikan keamanan dari nasabah itu untuk bertransaksi. Saya yakin kalau ini sudah security, security-nya kita lakukan semua dan pasti membuat mereka lebih nyaman," ucap Ronny.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BNI Buka-bukaan Soal Akselerasi Pertumbuhan Kinerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular